Mengenal Anggota CIA dari Indonesia yang Dihabisi Korea Utara

Mengenal Anggota CIA dari Indonesia yang Dihabisi Korea Utara

Yuli Nopiyanti
2020-11-20 15:04:53
Mengenal Anggota CIA dari Indonesia yang Dihabisi Korea Utara
Ilustrasi Agen CIA

Mengenal salah satu mata-mata perempuan atau anggota CIA dari Indonesia yang terkenal di dunia adalah Mata Hari. Lahir di Belanda pada 7 Agustus 1876 dengan nama Margaretha Geertruida Zelle. Ayahnya Belanda, Adam Zelle, sedangkan ibunya keturunan Belanda-Jawa, Antje van der Meulen.

Pasalnya diketahui juga bahwa Margaretha menikah dengan seorang tentara, Rudolf John MacLeod, yang berusia 20 tahun lebih tua, pemabuk, dan suka memukulinya. Dia ikut suaminya yang bertugas di Hindia Belanda.

Dia ikut suaminya yang bertugas di Hindia Belanda. Di Jawa, dia mulai belajar menari. Mereka punya dua anak, laki-laki dan perempuan: Norman John MacLeod dan Jeanne Louise MacLeod.

Baca Juga: Panglima TNI Siagakan Pasukan Khusus, Siap Hancurkan Perusak Persatuan Indonesia

Rupanya keduanya kembali ke Belanda pada 1902. Empat tahun kemudian, mereka bercerai. Margaretha kemudian pergi ke Paris, Prancis, untuk menjadi penari erotis dengan nama panggung Mata Hari.

Namun ketika pecah Perang Dunia I, Mata Hari direkrut Jerman sebagai mata-mata pada 1915. Di balik penampilan tari erotisnya, dia mengorek informasi dari para perwira Sekutu di Prancis. Akhirnya, aksi agen H21 ini terbongkar. 


Mata Hari dieksekusi mati pada 15 Oktober 1917. Disis lain Mata Hari memang memiliki seorang putri, Jeanne Louise, yang dia panggil Non. Putrinya itu lahir di Jawa pada 1898, menjadi guru sekolah di Den Haag, dan meninggal pada 1919. 

Sedangkan Banda berusia 12 tahun dan tinggal di Batavia ketika Mata Hari dieksekusi mati.

Sedangkan menurut Richard Trahair dalam Encyclopedia of Cold War Espionage, Spies, and Secret Operations, Banda memberikan informasi kepada gerakan bawah tanah Indonesia tentang orang-orang Eurasia yang mendukung Jepang.

Bahkan untuk menghindari kecurigaan, Banda menyampaikan sedikit informasi kepada Jepang yang menganggapnya berharga karena mereka tidak memiliki sumber lain untuk membandingkan informasinya.

Setelah perang, kata Mahoney, Banda diam-diam bekerja untuk kemerdekaan Indonesia dengan pemimpin pejuang kemerdekaan, Sukarno, yang kemudian terpilih sebagai presiden Indonesia yang baru merdeka.

“Banda bekerja untuk Achmed Sukarno, yang menentang kembalinya pemerintahan kolonial Belanda atas Indonesia setelah Perang Dunia II. Dia memberinya rencana rahasia untuk memulihkan supremasi kolonial Belanda, dan dengan demikian membantunya melawan upaya Belanda,” tulis Trahair.

Rupanya Banda jatuh cinta dan menikah dengan seorang pemimpin gerilyawan Indonesia yang yakin bahwa satu-satunya cara bisa merdeka adalah bersekutu dengan faksi komunis.

“Banda kemudian pergi ke Washington, mungkin atas perintah Inggris, untuk memohon peningkatan dukungan Amerika Serikat bagi rencana Inggris untuk kemerdekaan Indonesia,” tulis Mahoney.

Baca Juga: Baliho Rizieq Shihab Diturunkan, Kapuspen dan FPI Bantah Perintah TNI

Amerika Serikat sendiri telah menempatkan agen CIA pertama di Indonesia, yaitu Arthur Campbell. Pada 1948, dia mengatur misi Kapolri pertama Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo ke Amerika Serikat. 

Tujuannya studi banding dan meminta persenjataan untuk memperkuat Mobile Brigade (kini Brimob) untuk melawan komunis.

Bahkan pada Maret 1950, Banda ditugaskan ke Korea Utara oleh petugas kasus gabungan Inggris-Amerika. Dia dikenali oleh bekas kontaknya, seorang Indonesia, yang bekerja di markas militer Korea Utara. Tidak lama setelah tiba di Korea Utara, dia pun ditangkap dan dieksekusi oleh regu tembak.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30