Cerita Misteri Hantu Geunteut, Menyeramkan bagi Bocah-bocah Aceh saat Petang Merembang

Cerita Misteri Hantu Geunteut, Menyeramkan bagi Bocah-bocah Aceh saat Petang Merembang

Ekel Suranta Sembiring
2020-11-13 21:45:13
Cerita Misteri Hantu Geunteut, Menyeramkan bagi Bocah-bocah Aceh saat Petang Merembang
Ilustrasi Geunteut (foto: steemit.com)

Di Provinsi Aceh terdapat sebuah cerita misteri tentang hantu Geunteut yang menyeramkan bagi Bocah bocah saat petang merembang.

Baca Juga: Kisah Mistis Rumah Kosong di Sudut Selokan Mataram, Sering Terjadi Penampakan Sosok Menyeramkan ini

Menurut cerita mulut ke mulut, saat magrib tiba dia akan muncul dengan wujudnya yang tinggi dan menyeramkan. Dia mencari anak-anak yang masih berkeliaran atau belum pulang ke rumah menjelang petang.

Anak-anak yang diambilnya akan berhalusinasi seolah berada di satu tempat yang membuat mereka begitu nyaman. Saat sadar, anak-anak tersebut akan menemukan diri mereka berada di tempat yang sama sekali tidak dikenal.

Rambut anak-anak itu akan diraba oleh jari-jari kurus yang mengerikan. Mereka lalu dibawa ke tengah rimbunan bambu atau ke atas pohon besar, seperti ketapang. 

Beberapadari mereka akan dimakan. Bagi yang beruntung, akan ditinggalkan begitu saja hingga akhirnya ditemukan dalam keadaan linglung setelah berhari-hari dicari oleh orang satu kampung. Teror dedemit itu santer terdengar beberapa dekade lalu.

Orang Aceh menyebutnya geunteut, merujuk pada wujudnya yang tingginya mencapai puncak pohon kelapa. Selain jangkung, berambut keriting, dan berwujud menyeramkan, geunteut disebut-sebut bisa melesat secepat angin.

Baca Juga: Cerita Mistis 6 Air Terjun di Pulau Sumatra, Horor Banget!

Dia suka bersembunyi di antara rimbunan pepohonan yang gelap. Makhluk ini terkadang ditemukan sedang menenteng periuk nasi atau 'kanot geunteut.'

Barangsiapa dapat mengambil periuk tersebut, dapat memakan nasi abadi yang ada di dalamnya. Kabar mengenai anak-anak yang diculik oleh geunteut lazim terdengar saat itu. Tersiar dari pelosok atau daerah yang berdekatan dengan hutan.

Para orangtua pada masa itu sering mewanti-wanti anak-anaknya agar segera pulang jika menjelang petang hari. Jika tidak, geunteut akan mengambil mereka atau dalam bahasa Aceh, "dicok lhéé geunteut!" 

Kalimatitu dulunya sangat mempan bikin anak-anak betah di rumah terutama di saat magrib. Momok yang ditanam ke dalam pikiran anak-anak itu menjadi kesempatan bagi para orangtua untuk mengajarkan anak-anaknya salat atau mengeja hijaiyah.

Teror geunteut rupanya tidak hanya ada pada saat magrib serta menyasar anak-anak. Nahas bisa menimpa siapa pun yang berjalan sendirian terutama di jalan yang sunyi.

Suatu malam di awal milenium, Sudirman (31) pulang melewati jalan sepi di pinggiran hutan. Sedari tadi perasaannya terasa tidak enak. Pepohonan yang terdapat di kiri kanan jalan setapak itu semakin membuatnya bergidik.

Semilir angin yang terkadang meliukkan rimbun dedaunan yang terlihat menghitam itu semakin membuat bulu roma merinding. Langkah Sudirman tiba-tiba terhenti.

Baca Juga: Kisah Mistis Satu Keluarga di Banjarmasin, Diikuti Nenek Siluman Buaya yang Ingin Bersahabat

Matanya tertuju pada sosok makhluk kecil yang berdiri mengadang di kejauhan sana. Semakin dilihat, sosok tersebut semakin tinggi, sampai-sampai Sudirman harus mendongakkan kepala. Tanpa berpikir panjang, ia pun mengambil langkah seribu. 

"Saya ingat mengenai cerita hantu yang diceritakan ibu dan nenek soal geunteut," tutur Sudirman.

Salah satu ciri geunteut, yakni, akan terlihat semakin tinggi jika dilihat ke atas. Sebaliknya, terlihat semakin mengecil jika dilihat ke bawah.

Sumber: Liputan6


Share :