Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramal perekonomian nasional masih akan terjangkit pandemi virus corona pada 2021. Meskipun telah ada pengadaan vaksin digencarkan. Sebab, pengadaan vaksin tidak bisa dilakukan secara merata.
Pernyataan tersebut dikatakan Sri Mulyani dalam acara Simposium Nasional Keuangan Negara (SNKN) 2020, Rabu 4 November 2020.
Pernyataan tersebut didapatkan melalui hasil perhitungan para epidemiolog, Indonesia butuh vaksin yang tak sedikit pula. Estimasinya, jumlah vaksin harus setara 60 persen sampai 70 persen vaksin dari total populasi masyarakat.
Baca Juga: Lirik Lagu Lengkap De yang Gatal-gatal Sa Liany Panmuma ft. Aldo Bz Viral di TikTok
Menuru Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi akan terdampak pada pandemi karena belum ada vaksin yang benar-benar dinyatakan ampuh. Bahkan, masih banyak vaksin yang pada tahap uji coba.
Baca Juga: 4 Cafe Paling Instagramable di Seminyak Bali, Bikin Males Pulang
"AS, Prancis, Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, semua sedang menghadapi gelombang kedua dan gelombang kedua jauh lebih rumah karena rakyatnya mungkin sudah pada mulai tidak sabar. Mereka sudah tidak mau lagi menutup usahanya sehingga ini menyebabkan tekanan ekonomi, sosial, keuangan secara bersamaan, juga tentu masalah politik," pungkasnya.