Menyambut perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ini memiliki sejarah yang panjang dalam khazanah Islam. Hari Nabi Muhammad SAW ini menjadi hari perayaan besar yang diselenggarakan di banyak wilayah di seluruh dunia.
Diketahui bahwa Rasulullah sendiri lahir di kota Mekkah saat tahun Gajah dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Namun, sang ayah meninggal dunia sebelum Nabi Muhammad lahir dan ibunya menghembuskan napas terakhir saat Nabi berusia 6 tahun.
Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal dari Suku Quraisy yang merupakan kelompok masyarakat terkemuka di Arab. Kelompok Sunni menganggap perayaan Maulid Nabi kali pertama dilakukan pada 1207.
Baca Juga: Sejarah Lahirnya 28 Oktober Jadi Hari Sumpah Pemuda Lengkap Teks dan Maknanya
Di Indonesia perayaan Nabi Muhammad SAW, dilakukan dengan berbagai cara, Nabi Muhammad SAW diselenggarakan dengan membaca Manakib Nabi Muhammad SAW dan Kitab Maulid Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba Saroful Anam, Burdah, dan lain-lain.
Ada hal lain yang dilakukan setelah membaca Manakib Nabi Muhammad, acaranya dilakukan dengan santap makan bersama-sama yang disiapklan secara gotong royong. Perayaan ini dilakukan sebagai cara meneladani jalan hidup dan tuntutan yang dibawa oleh Nabi SAW.
Dalam sejarah Islam perayaan Maulid Nabi sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Ada tiga teori asal usul perayaan tersebut.
Perayaan Maulid diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir yang berhaluan Syiah Ismaliiyah (Rafidhah). Mereka berkuasa di Mesir pada tahun 362-567 hijriyah. Perayaan dilakukan sebagai salah satu perayaan saja.
Sementara itu, di Indonesia sendiri sejarah Maulid Nabi Muhammad berkembang di tangan Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Perayaan tersebut dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam.
Baca Juga: Asal Usul Sejarah 22 Oktober Jadi Hari Santri Nasional
Maka dari itu, Maulid Nabi juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatin. Selain itu, perayaan ini juga dikenal dengan Gerebeg Mulud karena cara masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan menggelar upacara nasi gunungan.
Selain itu makna Maulid Nabi berdasarkan buku '37 Masalah Populer: Untuk Ukhuwah Islamiyah' karya H Abdul Bomad, yang bisa dipetik dalam perayaan Maulid Nabi adalah mengingatkan manusia tentang risalah dan sirah dari Rasulullah SAW. Dengan begitu, umat Islam akan memahami bahwa satu-satunya tauladan adalah Rasulullah SAW.