Di Situs Geger Sunten di Desa Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ada sebuah sumur menyimpan kisah mistis yakni, Sumur Kabuyutan. Konon, sumur ini memiliki mitos bisa menghilangkan pengaruh ilmu hitam.
Menurut cerita, sumur itu dulunya tempat mandinya Ciung Wanara. Sumur itu memiliki air yang tidak begitu jernih dan terlihat menghitam karena pengaruh dari bunga pohon mahoni yang berjatuhan. Padahal biasanya sumur itu jernih.
Baca Juga: Cerita Mistis Gua Dompet, Dipercaya dapat Membantu Masalah Asmara
Kini sumur itu telah ditata dengan rapih dan indah. Di sekilingnya ditanami bunga dan rumput serta bebatuan menghiasi sekeliling sumur agar enak dipandang mata. Bahkan kini Situs Geger Sunten sudah ditata menjadi sebuah destinasi wisata sejarah di Ciamis.
"Sumur itu tempat mandinya Ciung Wanara dan Bimaraksa, itu disebut Cai Galuh. Siapa saja yang mandi atau wudhu di sumur itu kalau memang betul-betul berdoa meminta kepada yang maha kuasa akan mendapat karomahnya," ujar Juru kunci atau Kuncen Situs Geger Sunten, Tasim.
Baca Juga: Cerita Mistis Sumur Tujuh Hulu Caruluk di Ciamis, Angker dan Tempat Mencari Penglaris
Tasim menjelaskan biasanya yang datang ke sumur itu yang terpengaruh ilmu hitam atau kena santet, dengan maksud untuk diobati. Namun ada juga yang ingin usahanya lancar dan mengobati orang yang memiliki gangguan jiwa.
Tidak ada ritual khusus, hanya mandi di sumur itu lalu berdoa memohon kepada sang pencipta didampingi kuncen. Umumnya mandi dilakukan pada malam hari.
"Banyak yang ke sini, selain dari Ciamis ada dari luar daerah seperti Palembang, Bengkulu, Subang, Tasikmalaya, Banjar. Kebanyakan minta untuk membersihkan diri dari ilmu hitam," terang Tasim.
Tasim bercerita di Situs Geger Sunten ini juga terdapat cerita mistis yang sempat dialami oleh beberapa warga. Semisal, seorang warga pernah menemukan sebuah karembong atau selendang, lalu oleh warga itu dibawa ke rumahnya.
Baca Juga: Cerita Mistis Tanjakan Cibeka Ciamis, Sering Terjadi Kecelakaan akibat Gangguan Gaib
Tidak lama kemudian orang tersebut mengalami kelumpuhan. Setelah karembong itu dikembalikan ke tempat asal, akhirnya warga tersebut kembali bisa berjalan.
"Masih ada cerita mistisnya, dialami oleh beberapa warga di sini," katanya.