Seorang pria di NTT bernama Simon Talan sempat membuat heboh karena kisah mistisnya tidak masuk akal. Dia mengaku telah dikawini kuntilanak.
Pada malam hari, Simon bercerita bahwa perkawinan dengan makhluk halus itu menghasilkan keturunan.
Akunya, ia memiliki dua orang anak setelah dikawini kuntilanak, yakni berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Simon bercerita, sang kuntilanak meminta tumbal dari anggota keluarganya.
Karena tak ingin ada keluarganya yang menjadi tumbal, korban Simon kemudian memutuskan untuk menumbalkan dirinya sendiri.
"Selasa malam itu bapak menginap di rumah saya usai keluar dari rumah sakit karena mengalami kejang-kejang usai mabuk berat pada Minggu (25/8/2019) hingga Senin pagi," ungkap Oma, keluarga korban.
"Saat berada di rumah saya, bapak mengaku kalau dia sudah kawin dengan kuntilanak dan punya anak. Si kuntilanak ini meminta tumbal dari anggota keluarga kami.
"Tetapi bapak menolak dan menjadikan dirinya sebagai tumbal," ungkap Oma.
Sebelum tiba-tiba menghilang pada Rabu pagi lanjut Oma, pada Selasa malam Simon sudah meminta untuk pulang kembali ke rumahnya di tepi Embung Toblopo.
Simon Talan bahkan sempat merobek-robek sarung bantal dan memaksa untuk pulang.
Karena khawatir melihat sikap sang ayah, Oma memutuskan untuk memanggil pendoa, untuk mendoakan sang ayah.
Usai berdoa, sang pendoa meminta agar Oma dan keluarganya yang lain untuk terus memperhatikan sang ayah.
Karena jika tidak sesuatu yang buruk akan terjadi pada sang ayah.
Akhirnya, Rabu pagi sekitar pukul 05.30 WITA Oma dan sang suami mengantarkan Simon kembali ke rumahnya.
Usai tiba di rumah, Simon sempat duduk-duduk sebentar sebelum keluar kembali untuk mengambil buah kelapa di pohonnya.
Namun bukannya pergi memanjat pohon kelapa, ketika melihat pancing miliknya, Simon langsung pergi ke Embung. Simon memutuskan untuk memancing.
Dan malah ditemukan tewas mengambang di Embung Toblopo, Soe, NTT. Diduga Simon Talan melakukan aksi bunuh diri di Embung Toblopo.
Sebelum korban tenggelam di Embung Toblopo pada Rabu (28/8/2019), Oma masih mengobrol dengannya.
"Saat bapa duduk pancing di pinggir Embung itu saya juga ada sementara cuci pakaian kotor milik bapak. Bapak masih tanya saya cuci apa dan saya masih sempat jawab.
Saat saya naik ke rumah untuk siap makan siang, tiba-tiba bapak sudah tidak ada lagi di tepi Embung," tutur Oma.
Oma bersama keluarga sudah sempat berkeliling mencari korban ke hutan, kebun dan rumah tetangga namun tidak menemukan keberadaan korban.
Awalnya, Oma dan keluarga tak menduga kalau korban tenggelam di Embung karena korban diketahui pandai berenang.
Namun, saat tas plastik sirih pinang korban terlihat mengapung di atas permukaan Embung, Oma dan keluarga menduga jika korban tenggelam di dalam Embung.
"Kami sudah cari keliling bapa tapi tidak ketemu. Ternyata bapa tenggelam di embung," ceritanya.
Sekitar 100 orang masyarakat desa Toblopo nampak duduk di tepi Embung untuk menyaksikan proses evakuasi korban.