Selain berdapak pada kesehatan, pandemi corona juga berdampak pada kondisi psikologis masyarakat. Terutama di Indonesia.
Sebuah laporan terbaru dari Ikatan Psikolog Knilis (IPK) Indonesia setidaknya telah menemukan beberapa masalah psikologis yang paling banyak dialami orang Indonesia selama pandemi.
Baca Juga: Riset Vaksin Corona Bio Farma Diakui Dunia
Berikut ini daftar masalah psikologis yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia.
1. Hambatan belajar
2. Keluhan stres umum
3. keluhan cemas
4. mood swing atau suasana hati yang berubah-ubah
5. Keluhan sters umum
6. Gangguan cemas dan keluhan somatis
Hasil tersebut, didapatkan Ikatan Psikolog Knilis (IPK) Indonesia dari kasus yang ditangani oleh psikolog klinis di seluruh Indonesia selama pandemi selama Maret-Agustus 2020.
Data Satgas IPK didapat dari analisis 14.619 klien individu, 927 klien keluarga, dan 191 klien komunitas. Dari segi usia, klien anak/remaja berjumlah 4.690, klien dewasa 9.426, dan klien lansia 501.
Dari beberapa masalah tersebut, hambatan belajar sering ditemukan. Sebab, selama ini proses belajar mengajar tidak dilakukan secara tatap muka.
Diikuti oleh gangguan stres umum, keluhan cemas, mood swing, gangguanm cemas, dan keluhan somatis.
IPK mengatakan, semua gangguan tersebut harus segera diatasi.
Sebelumnya, reputasi dan kualitas riset vaksin corona yang dilakukan oleh PT Bio Farma (Persero) diakui oleh dunia. Hal tersebut dikatakan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam kunjungan kerjanya ke Inggris.
Baca Juga: Ini Daftar yang Tidak Diprioritaskan untuk Dapat Vaksin Sampai 2022
Erick Thohir mengatakan, Bio Frama memiliki riset medis yang terpercaya baik dari segi kualitas maupun kapabilitas.
Berdasarkan fakta itu, Erick mengaku bingung terhadap beberapa pihak yang meragukan kualitas dan kemampuan Indonesia dalam hal riset vaksin corona.
Meskipun belum ada vaksin corona yang dianggap layak, aman dan efektif menurut WHO. Tapi organisasi inu berharap setidaknya ada satu vaksin yang dapat ditemukan pada 2021.
Sayangnya, WHO mengatakan angkatan muda dan sehat tidak masuk dalam prioritas penemrima vaksin corona hingga 2022.