Indonesia tidak hanya kaya dengan objek-objek wisata yang mampu memanjakan mata. Keberagaman suku dan kekayaan budaya juga menjadikan negeri kita layak disebut “istimewa”. Begitu pula dengan salah satu kotanya, yaitu Yogyakarta.
Dijuluki sebagai Kota Pelajar, Yogyakarta atau yang akrab disapa dengan sebutan Jogja, adalah kota yang kaya akan khazanah budaya. Selain kental dengan tradisi-tradisi masyarakatnya yang terus dipelihara, Jogja ternyata juga mempunyai mitos dan hal mistis yang dibuat sejak zaman dahulu oleh masyarakat. Percaya tidak percaya, terkadang mitos tersebut memang benar adanya bahwa hal tersebut dapat dibuktikan.
Tetapi, ada beberapa kepercayaan dan mitos yang masih jarang diketahui oleh orang. Oleh karena itu, berikut inilah mitos dan cerita mistis tentang Jogja yang belum banyak orang tahu.
Baca Juga : Ini Beberapa Mitos Jawa yang Konon Sering Bikin Gagal Traveling
1. Warga Gunungkidul wajib mengarah ke Selatan saat sedang mengulek
Di Gunungkidul beredar mitos yang mengharuskan warganya untuk mengulek sembari menghadap ke arah selatan. Bagi warga Gunungkidul, mitos dan kisah tersebut sudah jadi rahasia umum. Namun tidak semua orang mengetahui mitos tersebut. Rupanya, hal ini bertujuan untuk menghormati penguasa ratu Pantai Selatan, yaitu Nyi Roro Kidul.
2. Sultan Tidak Boleh Melewati Plengkung Gading
Pada zaman dahulu, Plengkung Gading merupakan gerbang yang dijadikan sebagai titik keluar dan masuk bangunan Keraton Yogyakarta. Konon katanya, salah satu plengkung yang masih aktif hingga sekarang tersebut merupakan jalur satu-satunya bagi raja yang wafat, yang diikuti oleh pemakamakan di tempat persinggahan terakhir raja-raja Imogiri. Oleh karena itu, banyak orang yang masih mempercayai hingga sekarang bahwa Sultan tidak diperbolehkan untuk melewati bangunan tersebut.
Baca Juga : Perlu Diketahui, Ternyata Ini 5 Mitos Tentang Traveler yang Belum Tentu Benar
3. Orang Sakit dan Pengantin Dilarang Melewati Perempatan Palbapang
Perempatan Palbapang di Bantul sebenarnya sama seperti perempatan lain pada umumnya di Yogyakarta. Namun, kisah dan mitos dibalik perempatan tersebut adalah melarang pengantin yang baru saja menikah dan juga orang yang sedang sakit untuk melewati kawasan tersebut.
Percaya atau tidak, banyak orang masih mempercayai mitos yang mengharuskan pengantin untuk melepaskan ayam jago apabila terpaksa melewati daerah tersebut dan bagi mereka yang sakit untuk mencari jalan lain dan masyarakat bersikeras untuk tidak melewati daerah tersebut.
Banyak orang percaya apabila seseorang melanggar larangan tersebut hanya akan orang tersebut ke dalam musibah atau malapetaka.
4. Pasar gaib di Gunung Merapi
Pasar Bubrah terletak di puncak gunung Merapi Yogyakarta, tepatnya di sekitar pos 4 jalur pendakian tersebut yang ada di bibir kawah gunung tersebut. Banyak masyarakat Jogja maupun wisatawan asing mempercayai bahwa kawasan tersebut merupakan tempat dimana mahluk gaib melakukan transaksi jual beli layaknya seperti pasar.
Bagi mereka yang memiliki indra keenam, dipercaya akan melihat aktivitas di sana dan berbagai macam mahluk halus yang menempati lokasi tersebut. Tidak hanya itu, bagi mereka yang tidak dapat melihat juga dapat mendengar kegaduhan dan kebisingan lokasi tersebut layaknya di pasar.
Baca Juga : Ternyata Ini Alasan Mengapa Jangan Pakai Baju Warna Hijau Saat Liburan di Pantai Selatan
5. Dilarang mengenakan baju berwarna hijau di Pantai Selatan
Mereka yang tinggal sebagai warga asli maupun mahasiswa yang merantau ke Yogyakarta pasti sudah mengetahui cerita dan mitos di balik pantai selatan Yogyakarta. Kawasan Pantai Selatan terkenal akan ratu sang penguasa lautan tesebut, yaitu Nyi Roro Kidul. Banyak orang percaya bahwa apabila seseorang berkunjung kesana dengan mengenakan pakaian berwarna hijau, orang tersebut akan dibawa oleh pasukan sang ratu penguasa dan dijadikan budak di alam gaib.
Oleh karena itu, masyarakat Jogja yang masih mempercayai hal tersebut melarang siapa pun untuk mengenakan pakaian berwarna hijau saat berkunjung kesana. Secara logika dan geografis, hal tersebut dapat dijelaskan. Perairan laut Selatan memiliki warna laut yang sedikit hijau. Oleh karena itu, saat seseorang dengan pakaian yang berwarna hijau berenang dan akhirnya menghilang di tengah lautan tentunya akan sangat sulit untuk ditemukan karena warna pakaian dan lautan yang mirip.