Blok H-5 Kompleks Bulaksumur Universitas Gadjah Mada (UGM) yang setelah 12 tahun gedung itu menjadi markas Swaragama FM sejak 2008, mereka akhirnya menempati studio baru di Kompleks Wisma Kagama.
Lewat akun pribadinya, @bonnyprasetya ia mengunggah beberapa Instagram Story tentang gedung tersebut lewat akun pribadinya. Termasuk foto penampakan sosok Mbak Maya, salah satu penunggu H-5 yang paling terkenal.
"Jadi, kemarin itu momentumnya pindahan dari H-5. Sebenarnya waktu itu saya enggak niat bercerita mistis. Cuma karena waktu itu momennya malam Jumat jadi sekalian bercerita," tutur Bonny dilansir dari IDN Times.
Gedung H-5 yang selama ini menjadi markas Swaragama FM dan Jogja Family FM sejak 2008, tenyata bukanlah bangunan pertama yang mereka tempati. Bonny menuturkan, sebelumnya mereka menempati kantor UPT di perpustakaan lantai 4.
"Kalau ngomongin horor mana, lebih horor di kantor yang lama. Apalagi itu gedung tua dari tahun 45, yang meresmikan juga Presiden Soekarno," kenang pria yang bergabung dengan Swaragama sejak 2006 ini.
Ia bercerita, di gedung lama dulu, sering terdengar suara kursi yang digeser, padahal gak ada orang di sana. Untungnya, sejauh ini ia tak pernah mengalami penampakan. Ia juga bukan tipe orang yang diberi kelebihan untuk melihat makhluk astral.
"Kalau saya sendiri hanya bisa merasakan. Kalau diganggu atau ditampakkan sih enggak (pernah). Tapi kalau cuma suara itu pasti," ungkapnya.
Barulah pada 2008, kantor mereka pindah ke gedung H-5. Gedung ini sebenarnya juga bangunan lama, yang sebelumnya digunakan sebagai kantor BPR milik UGM. Bangunan ini terdiri dari dua lantai dan berbentuk huruf L memanjang.
Lantai dasar terdiri dari ruang resepsionis, admin, dan direksi. Lantai dua adalah lobi atau ruang transit untuk interview serta di belakangnya ada ruang S Pro (event organizer Swaragama) , keuangan, program, dan marketing. Sedangkan lantai tiga khusus digunakan sebagai ruang siaran. Jika diamati dari luar, bangunan ini tampak modern, jauh dari kesan seram.
"Awalnya dua lantai, lalu kita renovasi jadi tiga lantai. Penambahannya juga cuma kita tambah besi dan segala macamnya. Jadi, gak dirobohkan terus dibangun ulang," terangnya.
Bonny pun menceritakan sejumlah keusilan-keusilan kecil yang kerap dilakukan oleh para penunggu yang ada di sana. Hal ini sering dialami oleh para penyiar pada awal-awal kepindahan mereka, khususnya yang bertugas pada malam hari. Salah satunya yang dialaminya adalah suara pintu yang membuka sendiri. Pintu yang dimaksud adalah sebuah pintu koboi di ruang belakang.
"Kadang-kadang ada suara kletek pintu kayak ada orang lewat. Tapi itu cuma di awal aja, ketika sudah lama di situ, saya sudah biasa," ujarnya.
Baca Juga : Ini Beberapa Benda yang Konon Dapat Menangkal Santet
Selain itu, ada pula cerita seorang penyiar yang mendengar suara langkah kaki anak kecil yang naik turun tangga dari kabin siaran di lantai tiga. Ketika ditengok, tak ada siapa-siapa.
"Saya hanya bilang, udah gak apa-apa, paling cuma mau kenalan," kelakar Bonny.
Tak kalah horor, mesin absensi yang ada di lobi lantai dua pun kerap berbunyi sendiri saat tengah malam, seperti ada seseorang yang mengaktifkannya dengan sidik jari, namun gagal, sehingga mesin itu berbunyi, "Silakan coba lagi."
"Mungkin makhluk itu pingin dianggap karyawan juga kali, ya," selorohnya.
Tak hanya gangguan-gangguan berupa suara, makhluk gaib yang ada di sana juga sesekali menampakkan diri. Biasanya makhluk ini muncul dalam wujud perempuan berambut panjang di ruang siaran yang menggunakan sekat-sekat kaca.
Bonny mengungkapkan, dulu ketika awal-awal pindah ke gedung H-5, yang ada di kantor hanya satu atau dua orang penyiar dan seorang satpam. Gangguan pun kerap dialami seusai Maghrib. Setelah satu tahun, ada divisi S Pro membuat suasana kantor jadi lebih ramai.
"Ketika ada S Pro, lebih ramai karena pada lembur, jadi gak ada masalah (gangguan). Tapi ketika gak ada kerjaan kadang ada yang melihat sosok cewek berambut panjang di ruang siaran karena di situ kaca-kaca," tambahnya.
Yang menarik, ada satu lagu yang jadi pantangan untuk diputar di Swaragama hingga sekarang, yaitu lagu "Kasih Tak Sampai" dari Padi. Ketika lagu tersebut diputar, sering kali terdengar suara perempuan yang ikutan bersenandung.
"Padahal di sana cowok semua," katanya.
Gangguan-gangguan yang sering dialami kru tersebut membuat pihak manajemen berinisiatif memanggil paranormal. Dari situlah mereka kemudian mengetahui sosok Mbak Maya. Sosok Mbak Maya ini mungkin menjadi sosok yang paling setia menunggui gedung H-5. Setelah dilakukan "pembersihan" oleh paranormal, sosok yang satu ini masih bertahan. Terkadang, ia juga "menyapa" penyiar-penyiar baru di Swaragama.
"Memang yang tidak mau pergi adalah sosok yang bernama Mbak Maya. Kalau anak-anak kecil yang suka naik turun tangga, mereka mau pergi. Kalau Mbak Maya masih tetap nungguin, karena merasa sudah lama di situ," terang Bonny.
Baca Juga : Merinding! Pulau Ini Dikabarkan Konon Jadi Sarang Kuntilanak
Menurut dia, Mbak Maya dan paranormal telah bernegosiasi. Mbak Maya tetap boleh tinggal asalkan tidak mengganggu. Oleh karena itu, ia hanya sesekali mengajak kenalan penyiar-penyiar baru.
"Penyiar baru itu beberapa kali diajak kenalan. Ketika lagi ke belakang (kamar mandi) kadang-kadang terasa di ujung mata ada orang berdiri. Beberapa kali seperti itu. Tapi habis itu gak gangguin lagi," tambahnya.
Bonny melanjutkan, sosok Mbak Maya sempat terekam dalam sebuah foto yang dipotret oleh Waridi, ahli metafisika tim acara Mistis Trans 7 pada Februari 2019 lalu. Kata dia, awalnya tim Mistis tidak berencana menjadikan kantornya sebagai lokasi syuting.
"Awalnya kami akan mengadakan acara Mistis di suatu tempat terbuka, saya lupa tempatnya. Namun, waktu itu hujan deras, otomatis kita tidak bisa ke lokasi karena kita membawa peralatan, akhirnya (syuting) kami batalkan," ujar Bonny.
Sebagai cadangan, syuting akhirnya dilakukan di Swaragama. Waridi mengumpulkan cerita-cerita mistis dari Kru yang bekerja di sana, termasuk soal Mbak Maya yang suka banget lagu Padi. Pukul 11 malam, lagu itu pun diputar. Tim Mistis berkeliling dari ruangan ke ruangan dengan membawa kamera. Sementara, Waridi memotret sejumlah sudut.
"Saat break, kita lihat-lihat fotonya. Ternyata dia menampakkan diri di depan ruang teknisi," cerita Bonny.
Menurut Sang Paranormal, Mbak Maya mengaku dulu kecelakaan di Bunderan UGM sekitar tahun 70-an. Saat itu Bunderan UGM belum berwujud seperti sekarang. Saat meninggal, dia sedang patah hati.
"Tapi saya heran juga, kok dia tahu lagu Padi yang baru populer tahun 90-an. Mungkin ceritanya pas dengan dia," ungkap Bonny sambil tertawa.
Namun, lanjut dia, paranormalnya berkesimpulan kalau sosok itu bukanlah arwah dari orang yang meninggal, melainkan jin yang menyerupai orang yang kecelakaan tersebut. Bonny juga menceritakan kejadian mistis yang dialami operator Jogja Family FM bernama Eko.
Kala itu, Eko tengah tertidur di ruang siaran. Ia lantas merasa ada rambut panjang yang menyentuh wajahnya. Ketika Eko membuka mata, sesosok makhluk tampak menatapnya, tepat di depan wajah Eko.
"Dia sampai kesurupan, teriak-teriak. Tapi kita semua gak ada yang tahu. Baru ketahuan waktu lihat CCTV, kayak orang kesurupan," kenang Bonny.
Baca Juga : Ini Kata Sara Wijayanto Cara Menghadapi Jika Aroma Hantu Dekat Kita
Untungnya, kata Bonny, Eko dikenal memiliki kelebihan terkait dengan hal supernatural, sehingga saat kesurupan ia bisa sadar sendiri. Namun, konon yang mengganggu itu bukanlah sosok Mbak Maya, melainkan makhluk lain dari gedung sebelah.
"Sewaktu diobservasi oleh paranormal, penunggu di sebelah kantor itu memang usil banget dan mengganggu. Cuma dia hanya mengakses lantai atas saja, tidak pernah jalan-jalan ke belakang," tuturnya.
Kejadian yang dialami Eko menjadi kejadian terakhir gangguan makhluk halus terhadap kru Swaragama, sebelum mereka akhirnya pindah kantor pada 1 Oktober 2020 lalu. Menurut Bonny, rencananya gedung H-5 dan bangunan-bangunan di sekitarnya akan dirobohkan. Sebagai gantinya, di sana akan dibangun Gelanggang UGM yang jauh lebih besar, lengkap dengan jogging track.
"Jadi besok masyarakat jogging-nya gak di GSP (Grha Sabha Pramana) lagi," tutupnya.