Gedung Oesaha Dagang Indonesia (ODI) di Surabaya, Jawa Timur, memiliki kisah mistis yang sangat horor. Pasalnya, gedung ini dikenal angker dan dihuni banyak jenis makhluk gaib.
Hal ini diungkap oleh Bagus Heri Setiadji, anggota Komunitas Indigo dan Telepati Surabaya. Saat menyusuri area Jembatan Merah. Saat melintasi gedung ODI, langkahnya terhenti. Dia merasakan aura mistis yang kuat dan menggelitik rasa penasarannya.
Baca Juga: Kisah Misteri Hotel Bangkrut di Salatiga, Tempat Pembunuhan dan Dihuni 2 Sosok Gaib
Desakan rasa ingin tahu membuat Bagus segera memulai ritual. Ditemani rekannya, Nanik Sutarni, Bagus membakar tiga tangkai dupa, lalu menancapkannya pada sisi kiri teras gedung.
Kepulan asap tipis dupa perlahan masuk ke bangunan. Sesekali, Bagus terlihat seperti sedang berkomunikasi dengan sosok makhluk halus yang berada di dalam gedung.
Sebelas menit kemudian, ritual dihentikan. Bagus kaget dengan situasi di dalam gedung tersebut. Sangat banyak ”penghuninya” dengan jenis yang berbeda-beda. Misalnya, noni Belanda, kuntilanak, pocong, dan genderuwo. Mereka menyebar di seluruh area gedung yang berlantai dua tersebut.
Baca Juga: Cerita Misteri Danau Muka Kuning di Batam, Danau Angker dan Sering Makan Korban
Mereka berada di tangga, ruang kerja, ruang tamu, dapur, dan teras gedung. Mereka melihat dari dalam. Bagus pun berusaha menarik salah satu di antara mereka untuk keluar. Minimal menampakkan wujudnya di depan pagar. Namun, mereka tidak mau dan hanya melihat dari kejauhan.
”Banyak banget makhluk halusnya. Semuanya ada. Iya, pada ngeliatin kita dari dalam, nggak mau mendekat. Ditambah lagi, ada sesosok anak kecil yang aktif bermain-main di sini,” jelas pria 43 tahun tersebut.
Anak kecil itu berjenis kelamin laki-laki dengan usia sekitar 3 tahun. Namun, dia tidak berasal dari Surabaya. Mendengar adanya sosok makhluk halus anak kecil, Nanik lantas angkat bicara. Nanik mengetahui kabar tersebut sejak lama. Sosok bocah laki-laki bernama Trisna berasal dari Jawa Barat. Trisna datang dibawa makhluk halus yang dituakan di gedung ODI.
”Trisna datang ke sini sejak 1990-an. Sebelum ODI, gedung digunakan sebagai Kafe dan Karaoke Nyiur. Kebetulan, saya pernah bekerja cukup lama di kafe itu,” kata Nanik.
Dia lantas bercerita bahwa Trisna meninggal karena dibuang setelah dilahirkan. Sebab, Trisna adalah anak hasil hubungan gelap. Trisna dinilai sangat jahil. Suka mengganggu pegawai. Terutama tamu dan perempuan pemandu lagu. Dulu tidak sedikit pegawai yang kesurupan. Biasanya, momen tersebut terjadi menjelang kafe tutup. Namun, sesekali pernah ada pegawai yang kesurupan saat bekerja.
Kejahilannya tidak berhenti sampai di situ. Trisna juga sering mengganggu pengguna jalan yang melintas di depan bangunan. Baik itu pengendara maupun pejalan kaki. Saking isengnya, Trisna pernah mengikuti orang tersebut sampai ke rumah. Meski begitu, Trisna selalu kembali ke tempat asalnya. Sebab, dia tidak bisa lepas dari pengawasan Mbah atau makhluk halus yang dituakan di gedung tersebut.
Baca Juga: Asal Usul Hantu Wewe Gombel, Hantu Indonesia yang Suka Culik Anak
”Awal-awalnya, Trisna nggak bisa dikendalikan. Dulu hampir setiap hari ada saja pegawai yang kesurupan,” cerita Nanik. Karena mempunyai kemampuan kontak langsung dengan makhluk halus, dia mencoba berkomunikasi dengan Mbah. Nanik meminta Trisna tidak lagi mengganggu pegawai atau masyarakat yang datang ke kafe. Atau melintas di seputaran kafe. Sebab, pada dasarnya, mereka tidak pernah mengganggu Trisna. Sejak itulah, kesurupan terus berkurang dan tidak terjadi.
Sekitar 1995, Nanik berhenti bekerja di kafe tersebut. Sepuluh tahun kemudian, Kafe dan Karaoke Nyiur tutup. Meski sempat berpindah tangan, gedung sudah lama kosong. Lantaran tidak lagi digunakan, gedung itu tidak terawat. Alhasil, jumlah ”penghuninya” bertambah. Tentu ”penghuni” yang dulu masih menetap di gedung tersebut.
Sumber: Jawa Pos