Salah satu keluarga di Rungkut, Surabaya, Jatim, bernama Yanuar Ramadhan memiliki kisah mistis yang mengerikan. Kejadian mistis yang dialami keluarga Yanuar Ramadhan ini terjadi pada Mei 2003 yang lalu.
Kisah mistis tersebut dibagikan lewat akun Twitter Yanuar. Yanuar memang sering membagikan kisah-kisah misteri yang dialami oleh keluarganya.
"Waktu malam hari, aku ke depan kulkas cari makanan, enggak enak rasanya, ternyata benar, buka gorden, ternyata ada pocong di cermin salon bupo (tante)," ujar Yanuar.
Baca Juga: Kisah Mistis di Gedung H-5 Swaragama UGM, Dihuni Sosok Mbak Maya
Ia kemudian, lari ke kamar neneknya karena takut. Ternyata di dalam ruangan itu ada pocong yang lain. Sontak ia langsung menangis hingga membangunkan sembilan orang yang sedang tidur di rumah itu.
Ia kemudian, lari ke kamar neneknya karena takut. Ternyata di dalam ruangan itu ada pocong yang lain. Sontak ia langsung menangis hingga membangunkan sembilan orang yang sedang tidur di rumah itu.
Baca Juga: Bikin Bulu Kuduk Merinding! ini 5 Benda Terkutuk Punya Kaitan Erat dengan Arwah Gentayangan
Rumah itu terdiri dari tiga lantai yang dihuni oleh empat keluarga yang berbeda karena masih satu keluarga. Lantai pertama terdiri dari dapur, salon, dan ruang tamu. Sementara itu, lantai atas hanya untuk tempat jemuran dan gudang.
Ibu Yanuar kemudian mencari sosok pocong yang ada di cermin salon itu. Bahkan kaca salon tersebut dihancurkan. Kemudian ia menaburi garam di semua sudut ruangan. Garam tersebut dipercaya dapat mengusir makhluk halus tersebut.
"Kemudian ke lantai atas, satu (pocong) langsung ada di atas televisi, di depan kamar om dan tante saya," kenang Yanuar.
Untuk mengusir pocong itu, ibunya pun melakukan hal yang sama. Setelah itu, sepuluh anggota keluarga itu berkumpul di satu kamar. Mereka berdoa seperti membaca ayat suci Al-quran dan salat tahajud.
Paginya, pihak keluarga masih menelusuri lantai 2 dan 3. Sebab, malam itu terdengar kejadian aneh yang menimbulkan suara gaduh di kedua lantai tersebut.
"Ternyata beneran ada satu bungkusan kain kafan di lantai 3 dan satu lagi di genteng," tambah Yanuar.
Keluarga kemudian meminta bantuan untuk mengambil kain kafan di genteng itu. Setelah dibuka, kain kafan tersebut berisi tulang manusia dan tanah. Kemudian didoakan oleh warga untuk mengetahui kiriman itu dari mana.
"Langsung ke geser terlempar ke depan rumah tukang jahit. Lokasinya dekat banget, orang-orang langsung berhamburan," ujarnya.
Keluarga meminta bantuan polisi dan pengurus RT dan RW untuk mendatangi rumah tersebut. Setelah beberapa kali diketuk pintunya, tidak ada suara yang menjawab. Dari luar terlihat rumah tersebut memiliki usaha tukang jahit. Hingga kemudian akhirnya didobrak.
"Ternyata benar ternyata ada gundukan kuburan, foto-foto orang, benda-benda pusaka tidak ada orangnya sama sekali di dalam rumah itu," tambahnya.
Rumah itu langsung disegel dan ditandai garis polisi. Bahkan warga sempat menjaganya selama 2 hari. Ternyata pemilik rumah itu merupakan juragan kos-kosan yang ada di lingkungan itu. Diketahui, ia memiliki 20 kamar kosan yang disewakan.
"Ada salah satu orang yang dipercaya sama dia (pemilik kos-kosan) untuk menyetor uang listrik, orang itu kemudian ngajak ketemuan dan ngasih tahu ke Pakdhe (paman)," kata Yanuar.
Akhirnya pihak keluarga mengundang polisi dalam pertemuan itu. Hingga kemudian orang tersebut ditangkap. Kepada polisi, orang tersebut mengaku sedang belajar menjadi dukun.
Baca Juga: Ini 5 Sosok Wanita Misterius dari Penjuru Dunia, Salah Satunya dari Indonesia
"Ngaku ulah dia baru belajar mempraktikkan tadi. Kesalahan dia naruh bungkusan (kain kafan) di lantai atas. Harusnya di teras agar bisa diambil kembali. Karena di lantai atas dan tak bisa ambil, makanya dia kabur," kenangnya.
Atas pengakuan itu, orang tersebut kemudian diusir oleh warga dari wilayah tersebut. Bahkan, penghuni kos-kosan diberikan waktu untuk pindah ke tempat lain.
Bangunan tersebut kemudian dibeli oleh salah satu warga lalu dihancurkan. Butuh satu tahun lebih untuk menghancurkannya karena banyak pusaka yang dipendam di tanah tersebut. Teror pocong ke keluarga Yanuar juga sudah berhenti sejak saat itu.