Museum Sang Nila Utama yang berada di Pekanbaru, Riau, tepatnya di Jalan Jendral Sudirman memiliki kisah mistis yang begitu mengerikan. Pasalnya, selain menyimpan warisan-warisan yang berhubungan dengan budaya Melayu Riau seperti pakaian adat pernikahan, permainan tradisional, alat musik, artefak dan lainnya, museum ini juga dipercaya dihuni berbagai jenis hantu.
Salah satu pekerja di museum ini, Rini Syafitri, kerap merasa takut saat memasuki area museum. Ia merasa ada sosok di lantai II yang tengah menatap tajam ke arahnya. "Saya lihat di sana, sosok perempuan berambut acak, salah satu penunggu di museum ini. Bukan manusia," ungkap Rini.
Baca Juga: Kisah Mistis Gedung DPRD Karanganyar, Dihuni Berbagai Makhluk Gaib
Peristiwa seperti itu kerap dialami Rini sejak ia bekerja di museum milik Dinas Kebudayaan Riau tersebut. Bahkan, penunggu-penunggu di tempat itu memiliki beragam bentuk, kata Rini, ada yang kecil hingga besar. Selain itu, ada pula yang memiliki wajah yang buruk dan ada yang membawa aura positif juga.
"Kalau yang dilihat waktu itu memang agak menyeramkan. Sampai sekarang masih ada," terangnya.
Rini terkadang melihat seekor harimau putih di lantai dasar museum. Sosok harimau itu berkeliaran mendekati replika dua harimau Sumatra, beruang madu, hingga satwa lain di balik kaca koleksi museum tersebut.
"Kadang datang [sosok] ke meja ini, berkeliaran di areal ini. Sudah biasa jadinya," ucapnya.
Atuk, seorang koordinator pemandu pengunjung museum membenarkan apa yang diucapkan Rini. Ia juga menyebut Musem Sang Nila Utama Riau memiliki banyak kisah misteri dan dihuni banyak makhluk gaib.
"Namanya benda yang sudah lama, sejak zaman dahulu, tidak tahu apa yang bersamanya," kata Atuk.
Atuk, seorang koordinator pemandu pengunjung museum membenarkan apa yang diucapkan Rini. Ia juga menyebut Musem Sang Nila Utama Riau memiliki banyak kisah misteri dan dihuni banyak makhluk gaib.
"Namanya benda yang sudah lama, sejak zaman dahulu, tidak tahu apa yang bersamanya," kata Atuk.
Atuk menceritakan dulu terdapat buruh bangunan yang meninggal karena terjatuh dari lantai dua museum. Buruh itu tak bisa diselamatkan karena jatuh dengan posisi kepala duluan ke bawah dan mengalami patah di pergelangan tangan.
Baca Juga: Mengenal Hantu Banaspati yang Mematikan
Kemudian sosok buruh ini pernah merasuki salah satu tim Tukul Arwana saat mengisi acara di salah satu stasiun televisi swasta. Atuk melihat secara langsung kejadian itu dan sempat berbicara dengan sosok tersebut.
"Kedua tangannya seperti terkilir dan beradu gitu. Pergelangan tak bisa dilepaskan karena dililit ular," jelasnya.
Di museum tersebut ada sebuah ruangan yang kerap tampak makhluk astral yang muncul di pojok kanan lantai dasar. Pada area tersebut ada koleksi pelaminan khas Melayu, sebuah kasur, dan etnografi Sakai yang merupakan salah satu suku asli Riau di Bengkalis.
Sisi ruangan tersebut sering terlihat remang-remang akibat cahaya lampu dari ruangan lain. Lampu di area tersebut hampir tidak pernah hidup. Bukan disengaja, namun aliran listrik sering bermasalah pada lampu-lampu replika yang terpasang.
"Lampunya sering putus, aliran listrik baiknya sebentar saja. habis itu rusak lagi. Mungkin mereka ingin gelap-gelap saja," jelasnya.
Beberapa pengunjung yang pernah memasuki Museum Sang Nila Riau juga pernah mengalami kisah misteri. Pengunjung itu mengaku melihat sosok tidur di kasur samping pelaminan. Konon diceritakan sosok tersebut memiliki rambut yang acak, bermata sayu, dan berpelipis bengkak menghitam.
"Ada juga yang melihat sosok kakek duduk di batu keong, itu benda arkeolog berusia 5 juta tahun," terang Atuk.
Atuk mengungkapkan bahwa ada dua penunggu yang bertempat tinggal di koleksi keramik dan guci besar. Bahkan ada beberapa anak yang memiliki indera keenam yang ketakutan memasuki museum teresebut. Mereka teriak ketakutan dan meminta pulang saat baru sampai di pintu museum.
"Makanya kepada anak sekolah yang berkunjung, biasanya saya tanyai ada yang bisa melihat. Kalau ada saya minta tidak usah masuk karena tidak kuat nantinya," jelasnya.
Kisah-kisah horor itu ternyata membawa efek positif bagi museum. Hal ini terjadi karena banyak masyarakat yang penasaran dan kemudian berbondong-bondong mengunjungi museum itu.
"Terkadang ada anak sekolah mengatakan ingin lihat hantu. Jadi cerita ini membuat orang berkunjung, bukan menjauh," imbuhnya.
(Berbagai Sumber)