Kisah Mistis Lasmi Si Kuntilanak Merah di Bandung, Berawal dari Kisah Cinta yang Berakhir Tragis

Kisah Mistis Lasmi Si Kuntilanak Merah di Bandung, Berawal dari Kisah Cinta yang Berakhir Tragis

Ekel Suranta Sembiring
2020-09-21 18:31:52
Kisah Mistis Lasmi Si Kuntilanak Merah di Bandung, Berawal dari Kisah Cinta yang Berakhir Tragis
Ilustrasi Kuntilanak Merah (foto: Twitter)

Sosok kuntilanak merah bernama Lasmi sempat viral di media sosial. Kisah mistis ini diunggah oleh Falen Jacob melalui laman Twitter pribadinya @falenzaman. Menurut penuturan Falen, sosok kuntilanak merah ini tinggal di pohon mangga di jalan Wastukencana, Bandung. 

Falen menceritakan pengalamannya berinteraksi dan mendengar kisah hidup sosok kuntilanak merah yang selama ini ‘menjaga’ adiknya.

Baca Juga: Korban Praktik Ilmu Hitam, Begini Kisah Mistis Mantan Pilot Jualan Nasi Uduk Tak Laku

Falen menceritakan, sebelum bergentayangan seperti sekarang, 100 tahun yang lalu Lasmi adalah seorang perempuan cantik yang hidup saat zaman penjajahan Belanda. Lasmi berprofesi sebagai sinden. 

Pada umur 12 tahun Lasmi menemukan belahan hatinya, seorang pria bernama Asep. Mereka bertemu di kebun teh di daerah Lembang dan saling jatuh cinta. Lasmi menikah dengan Asep yang bekerja sebagai peniup suling yang jadi pengiring saat ia nyinden. 

Baca Juga: Cerita Mistis Padepokan Jugala Raya di Bandung, Duhuni Bermacam Makhluk Gaib, Begini Wujudnya

"Di zaman itu menikah di umur 12 tahun itu hal lumrah. Pernikahan Lasmi dan Asep bahagia. Mereka hidup dan bekerja bersama," tulisnya.

Setelah 5 tahun pernikahan, Asep dan Lasmi belum juga dikaruniai anak. Tetangga mereka mulai bergunjing. Bergosip kalau Lasmi mandul. Teman-teman Asep juga nggak kalah sengit dengan para ibu-ibu soal bergosip. 

Mengetahui hal ini, Lasmi merasa sedih sebab nggak mampu memberi Asep momongan. Bahkan Lasmi selalu mengusap-ngusap perut tetangganya yang sedang hamil dan berharap suatu saat ia dapat hamil jua.

Nggak sampai disitu, Lasmi pernah dirayu dan dilecehkan oleh Londo saat ia selesai pentas di acara orang-orang Belanda. Kejadian tersebut semakin membuatnya sedih dan merasa nggak pantas menjadi seorang ibu.

"Melihat sang istri yang bersedih hati, Asep meyakinkan Lasmi kalau ia nggak akan meninggalkanya meski mereka belum dikaruniai keturunan," tulisnya.

Falen lanjut bercerita, suatu saat Asep mulai sakit-sakitan. Ia memiliki penyakit gula turun-temurun dari keluarganya. Tepat saat usia pernikahan Asep dan Lasmi menginjak 10 tahun, doa dan harapan keluarga kecil tersebut terkabul. 

"Lasmi hamil. Lasmi mengusap-ngusap perutnya dan mengatakan “Utun”. Gunjingan tetangga berhenti, semua berubah menjadi doa," lanjut tulisnya.

Setelah mengetahui Lasmi hamil, Asep yang kala itu sakit gulanya semakin parah mulai menemukan semangatnya kembali. Asep tetap bekerja seperti biasa dan meminta Lasmi untuk tetap berada di rumah. Namun Lasmi tetap memaksa pergi nyinden meski cepat kelelahan.

"Saat hamil muda Lasmi merasa nggak betah diam di rumah dan nggak tega melihat suaminya bekerja sendirian," lanjutnya bercerita.

Suatu hari, sebuah kejadian yang nggak diduga terjadi. Malam itu, selepas kerja, Lasmi berpamitan untuk pulang lebih dulu. Ia berjalan kaki sendirian menapaki jalan Wastukencana. Di zaman itu, jalan Wastukencana masih minim penerangan. Lasmi yang kala itu sedang mengandung 3 bulan berjalan pelan menahan kantuknya sebelum sebuah mobil pengangkut tanpa lampu menabraknya.

"Tragedi berdarah tersebut berjalan sangat cepat. Tubuh Lasmi terseret dan wajahnya menghantam tanah berbatu sejauh 8 meter kedepan, merobek mulut sampai ke telinganya. Supir yang menyadari menabrak seorang perempuan sempat keluar dan melihat kondisi Lasmi," lanjut menuliskannya.

Kedua orang yang mengendarai mobil sempat berdebat soal nasib Lasmi, namun mereka akhirnya memilih untuk meninggalkannya. Lasmi mendengar perdebatan tersebut samar-samar. Ia menahan rasa sakit yang ada di perutnya, nggak ingin kehilangan anaknya.

Lasmi hanya bisa melihat mobil yang menabraknya pergi, ia mengenang seluruh masa hidupnya, ia mengenang harapannya membesarkan anak dari pernikahannya dengan Asep. Perlahan, roh Lasmi meninggalkan jasadnya yang tergeletak tragis.

Tepat pukul 5 pagi, jasad Lasmi ditemukan oleh sepasang suami istri yang sedang berjalan menyusuri jalan Wastukencana. Suami istri tersebut nggak menyangka akan melihat jasad di tempat tersebut. Mereka kalut dan memanggil warga. Seorang warga yang mengetahui Lasmi lantas membawa jasadnya menggunakan andong. Asep yang juga sedang khawatir istrinya belum juga pulang terpukul mendengar kematian sang istri.

Tangisan Asep pecah saat ia melihat jasad istrinya. Ia juga melihat kaki Lasmi yang dipenuhi darah. Ia telah kehilangan dua orang yang dicintainya dalam hidup. Lasmi yang melihat tangisan Asep ingin sekali memeluk sang suami. Di hari itu juga jasad Lasmi dimandikan. 

Rumah Asep yang biasanya sepi tiba-tiba dipenuhi orang yang berbela sungkawa. Sebelum dikuburkan, janin yang ada di perut Lasmi dikeluarkan. Asep begitu terpukul dan keluarganya mencoba menenangkan Asep dan memberi tahu Asep agar mengikhlaskan kepergian Lasmi dan calon anaknya.

Merasa bahwa kematiannya menyebabkan banyak kesedihan, Lasmi nggak terima dengan kematiannya tersebut. Ia dendam pada orang yang menabraknya. Dendam kesumat yang menyelimutinya membuat wujudnya berubah. 

Baca Juga: Cerita Mistis Mobil Ambulance di Museum Satria Mandala, Sering Bertindak tidak Masuk Akal

Tatapan matanya yang sebelumnya teduh berubah menjadi sorotan berwarna merah darah. Wajahnya yang ramah berubah menyeramkan. Saat menyadari sosoknya berubah menjadi kuntilanak merah, ia berteriak dan tertawa melengking. Sebuah tawa yang menakutkan sekaligus memilukan.

Dikutip dari hipwee, Lasmi tetap datang menemani sang suami yang kesepian. Lasmi tahu usahanya sia-sia namun ia ingin tetap dekat dengan sang suami. Lasmi selalu menunggu di tempat dirinya meninggal. Menunggu mobil yang menabraknya melintas.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30