Gejala umum seseorang terkena virus corona adalah demam, batuk kering, merasa lemas, dan sesak napas. Namun, sebuah penemuan baru mengatakan, seseorang yang terpapar corona tidak bisa mencium aroma.
Temuan tersebut datang dari perkumpulan dokter Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) di Inggris, ENT UK yang melaporkan gejala coronavirus lainnya yang patut diwaspadai hilangnya fungsi indera penciuman dan pengecapan secara tiba-tiba
Selain itu, ada pula gejala virus corona yang tidak umum, tetapi dialami oleh beberapa orang, seperti hidung berair, sakit tenggorokan, badan terasa pegal-pegal, dan diare.
Kedua gejala ini juga menjadi penanda agar penderita harus mulai mengkarantina diri sebelum gejalanya berkembang menjadi batuk atau demam.
Dalam ilmu kedokteran, keadaan tersebut bernama Anosmia yang merupakan kondisi di mana seseorang kehilangan kemampuan untuk mencium atau menghirup aroma, sehingga berimbas pada banyak hal termasuk kemampuan merasakan makanan.
Anosmia juga sangat terkait dengan kemampuan indera pengecap. Ini karena lidah bisa merasakan dengan cara menggabungkan kemampuan indera untuk mengecap dan mencium aroma makanan.
Oleh sebab itu, anosmia biasanya terjadi bersamaan dengan dysgeusia atau hilangnya kemampuan lidah untuk mengecap rasa.
Baca Juga: Alami Kenaikan 3.141, Kasus Positif Corana jadi 221.523, 8.841 Meninggal
Kasus ini tidak hanya terjadi di Inggris. Melainkan juga terjadi di Korea Selatan, China dan Italia.
Sampai saat ini belum ada penelitian lebih lanjut soal penghubungan virus yang berasal dari Wuhan dengan anosmia yang mengakibatkan seseorang kegilangan fungsi indera penciuman.
Sekedar informasi, sebanyak 10-15% kasus anosmia juga disebabkan oleh berbagai virus Corona terdahulu sebelum SARS-CoV-2, sehingga tidak mengejutkan jika COVID-19 juga menjadi penyebab anosmia dan dysgeusia pada mereka yang terinfeksi.
Meski didukung oleh data dan fakta dari virus Corona terdahulu, namun para ilmuwan menganggap masih terlalu dini untuk menilai hubungan nyata antara keduanya.
Sayangnya, World Health Organization (WHO) ataupun Centers for Disease Control and Prevention (CDC) hingga kini belum mengonfirmasi tak peka bau dan rasa sebagai gejala COrona. Pasalnya, hasil temuan gejala tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Penetapan gejala virus corona secara sembarangan dapat menimbulkan kecemasan dan kepanikan pada orang-orang yang memang telah lama mengidap anosmia. Padahal, kondisi mereka mungkin saja disebabkan oleh alergi, infeksi sinus, tumbuhnya polip pada hidung, atau kualitas udara yang kurang baik.
WHO menghimbau, semua orang yang mengalami anosmia diminta menjalani karantina diri untuk mencegah penyebaran virus tersebut semakin luas.
Kabar baiknya, jika seseorang terinfeksi virus corona, menurut data dari berbagai penelitain mnyebutkan sebanyak 80% dari orang yang terinfeksi virus Corona tidak perlu dirawat di rumah sakit dan hanya diminta untuk mengisolasi diri di rumah sampai hasil tesnya berubah menjadi negatif.
Namun bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun dan/atau memiliki penyakit bawaan seperti tekanan darah tinggi, gangguan kardiovaskuler, diabetes, dan penyakit autoimun, risikonya lebih besar untuk menderita gejala yang lebih parah, bahkan menyebabkan kematian.
Sekedar informasi, Indonesia dapat bebaskan diri dari virus corona tanpa vaksin. Pernyataan ini datang dari Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo yang meyakini keberadaan vaksin dan obat yang masih memakan waktu lama.
Dia mengatakan, kunci pemutusan mata rantai virus yang berasal dari Wuhan, China ini berada di kombinasi 3T (testing, tracing, dan treatment) serta 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).
Baca Juga: Indonesia Bisa Bebas dari Corona Tanpa Vaksin, Begini Caranya
Kunci ini juga harus didukung dengan kebijakan lockdown atau Pembatasan Sektor Berskala Besar (PSBB) yang harus dituruti oleh masyarakat menghentikan mobilitas yang menjadi faktor penyebaran Covid-19.
"Kombinasi 3T, 3M dan dalam tanda kutip lockdown. Karena uji klinis vaksin belum tentu berhasil, jadi perlu langkah antisipatif," ujar Ahmad dilansir dari CNN, Senin 14 September 2020.
Terkaitb perkembangan kasus positif corona, dilansir dari situs covid19.go.id kasus positif corona di Indonesia menjadi 221.523.
Jumlah kasus pasien meninggal akibat corona bertambah 118. Dengan demikian, total korban meninggal akibat Corona menjadi 8.841.
Hingga hari ini, ada 3.395 pasien corona yang sembuh. Sehingga, total jumlah kesembuhan pasien corona di Indonesia menjadi 158.405.
Sumber: sehatq, good doctor, kontan