Kasus infeksi virus corona di seluruh dunia semakin bertambah. Namun, seorang ahli bernama Dr Elisabetta Groppelli mengatakan virus yang berasal dari Wuhan, China ini semakin melemah. Dia beralasan, akibat aturan jarak sosial maka seseorang yang terinfeksi hanya menularkan jejak penularan.
Dengan begitu, membuat dosis infeksi corona semakin melemah dan lebih rendah dari awalnya.
Meski begitu, dokter memperjelas bahwa sifat virus corona sekarang ini masih belum cukup diketahui, mungkinkah itu tergantung pada dosis infeksi atau lainnya.
Tapi sama halnya dengan SARS dan MERS, jumlah penularan virus corona di Inggris mulai mencapai titik terendah 550 per hari pada minggu pertama bulan Juli 2020.
Sejak Juli 2020, jumlah infeksi baru telah meningkat dengan 1.500 orang dinyatakan positif virus corona minggu lalu.
Tapi, angka kematian pasien virus corona di rumah sakit justru menurun. Saat ini, ada sekitar 450 pasien virus corona di rumah sakit yang berjuang melawan virus corona di Inggris.
"Jika Anda terpapar virus dalam jumlah yang lebih sedikit, lebih sedikit sel dalam tubuh yang terinfeksi. Jadi, ada waktu bagi sistem kekebalan Anda untuk memberikan tanggapan," jelas Dr Elisabetta Groppelli dikutip dari The Sun, seperti yang ditulis oleh Suara.com.
"Jika saya harus terinfeksi virus corona sekarang ini, saya ingin dosis infeksi yang sekecil mungkin. Karena itu berarti peluang tubuh saya lebih tinggi untuk mengendalikan infeksi," jelas Dr Groppelli.
Kemudian, seorang dokter Italia, Alberto Zangrillo, mengatakan virus Corona baru sudah kehilangan potensinya. Dokter sekaligus kepala Rumah Sakit San Raffaele di Milan ini mengatakan virus penyebab COVID-19 kini tidak se-mematikan saat awal-awal menyebar.
"Pada kenyataannya, virus ini secara klinis tidak ada lagi di Italia. Dari tes swab yang dilakukan selama 10 hari terakhir ini menunjukkan viral load secara kuantitatif hasilnya sangat kecil, dibandingkan dengan 1-2 bulan lalu," ujarnya yang dikutip dari Reuters.
Sumber: Suara, Ayo Bandung, Detik