Rumah Sakit di Indonesia Terancam Penuh Pasca Lonjakan Pasien Corona

Rumah Sakit di Indonesia Terancam Penuh Pasca Lonjakan Pasien Corona

Ahmad
2020-09-07 20:16:02
Rumah Sakit di Indonesia Terancam Penuh Pasca Lonjakan Pasien Corona
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Pandemi corona semakin menggila. Akibatnya, layanan rumah sakit di Indonesia terancam full. Hal ini dikarenakan dengan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit yang meningkat.

Parahnya, lagi-lagi DKI Jakarta menjadi salah  satu daerah yang tingkat keterisian tempat tidur isolasinya meningkat cukup pesat. pesat. 

Lebih lanjut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengakui kapasitas tempat tidur di RS mengalami peningkatan dari semula di bawah 40 persen, sekarang lebih dari 40 persen.

Baca Juga: Nambah 2.880, Kasus Corona jadi 196.989 Positif, 140.652 Sembuh

Sedikit informasi, penambahan kasus positif virus corona di Indonesia selama dua pekan terakhir telah menembus angka 3.000 perhari. 

Kemudian, data per Senin 7 September 2020, terdapat tambahan  2.880 kasus corona baru.   

Dengan begitu, total kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 196.989.     

Dikutip dari situs resmi kemenkes.go.id, pasien yang meninggal dunia akibat corona bertambah sebanyak 105 orang. Dengan jumlah ini, maka total pasien meninggal adalah 8.130, dari hari sebelumnya 8.025 jiwa.

Baca Juga: Prediksi Ilmuwan Jerman, Corona Bertahan Hingga 2023        

Per hari ini, dilaporkan 2.077 pasien sembuh dari corona, sehingga totalnya jadi 140.652. Dibandingkan dengan jumlah di hari sebelumnya yakni 138.575.

Kabar buruknya, Kabar buruknya, seorang Ilmuwan asal Jerman, Profesor Hendrim Streeck mengatakan virus Corona mungkin akan bertahan dalam waktu yang lama, selama tiga tahun.

Dalam memperkirakan jika vaksin sudah ditemukan pun, virus ini masih bisa ditemukan sampai 2023.

Untuk mengetahui hal ini, profesor yang merupakan ahli virologi yang menangani pandemi di Heinsberg, Jerman, ini menggunakan Kota Gangelt sebagai subjek penelitian. Ia menggunakan kota ini untuk mempelajari bagaimana virus menyebar dan cara mengatasinya.

"Virus ini tidak menghilang, sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Itu akan bertahan sampai 3 tahun dan kita harus menemukan cara untuk menghadapinya," kata Profesor Streeck yang dikutip dari Metro UK, Senin 7 September 2020.




Sumber: Suara, Solopos, Detik, Kumparan


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30