Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat (AS) telah meminta negara bagian untuk mendistribusikan vaksin virus corona pada akhir Oktober.
Dilansir dari CNN, 7 September 2020, vaksin sendiri dinilai efektif untuk membuat ekonomi global kembali bergerak dengan cepat.
Terdapat beberapa alasan yang menyebut pemulihan ekonomi akan berjalan lambat, seperti vaksin tidak 100% efektif dan jumlahnya terbatas. Distribusinya bisa menjadi masalah baik antarnegara maupun di dalam negara itu sendiri.
Baca Juga: Ini Daftar Negara yang Bersiap Hadapi Gelombang Ketiga Corona
"Di satu spektrum terletak vaksin yang efektif, yang diproduksi dan didistribusikan dengan cepat. Di sisi lain terdapat vaksin yang kurang efektif karena menghadapi tantangan produksi dan distribusi yang signifikan dan akan relatif kekurangan pasokan pada tahun 2021," kata Kepala ekonom di Capital Economics, Neil Shearing.
"Dalam bagian skenario besar, langkah-langkah menahan penyebaran, termasuk menjaga jarak dan pembatasan beberapa perjalanan ke luar negeri akan tetap berlaku di masa mendatang," tambahnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan lebih memilih vaksin yang efektivitasnya 70% dari ambang minimum yang ditetapkan sebesar 50%. Itu berarti setiap orang yang divaksin masih berisiko terinfeksi lagi. Oleh karena, vaksin menjadi tantangan pertama.
Masalah selanjutnya adalah pasokan dari vaksin itu sendiri, menurut Shearing setidaknya pengembang harus menyediakan 1 miliar dosis untuk tahun ini, dan 7 miliar dosis pada tahun 2021.
Baca Juga: Tambah 3.444, Kasus Positif Corona jadi 194.109 Positif, 138.575 Lainnya Sembuh
Angka-angka itu masih asumsi yang berpotensi akan menurun usai mendapat persetujuan. Pasalnya dibutuhkan jarum dan alat suntik khusus dalam memberikan vaksin dan beberapa negara termasuk AS tidak cukup persediaannya.
"Dari perspektif ekonomi global, masalahnya tidak sesederhana ada atau tidaknya vaksin," kata Shearing.
Sumber: Detik, CNN