Virus corona belum diketahui kapan akan berakhir. Menanggapi hal itu, Koalisi Warga untuk Lapor Covid-19 menilai sejumlah masalah masih menghambat penanganan pandemi virus corona yang telah berlangsung enam bulan sejak Maret lalu, di antaranya masalah transparansi data.
Salah satu hal yang dianggap masih belum transparan menurut LaporCovid-19 adalah terkait jumlah tes berbasis PCR atau tes swab di tiap kabupaten/kota untuk pembagian zonasi.
Mereka menilai zona hijau yang dianggap memberikan rasa nyaman kepada masyarakat dibuat berdasarkan jumlah dan cakupan tes yang belum sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Zonasi wilayah hendaknya dibangun dari jumlah pemeriksaan yang memadai," ujar inisiator LaporCovid-19, Irma Hidayana dalam keterangan tertulis, Sabtu 5 September 2020.
Baca Juga: Terungkap, Ini Daftar Nama Calon Kepala Daerah Positif Covid-19
"Kriteria Zona Hijau atau Zona Tidak Terdampak, tanpa dilengkapi kecukupan jumlah dan cakupan tes, perlu dievaluasi karena dapat memberikan rasa nyaman 'semu' dan menurunkan kewaspadaan masyarakat," lanjutnya.
Irma juga menyebut pemerintah hendaknya memastikan suatu wilayah tidak terdampak Covid-19 dengan membuktikan bahwa penelusuran kontak dan pelaksanaan tes PCR sesuai dengan rekomendasi WHO.
Dalam data yang dikumpulkan tim LaporCovid19, angka kematian yang dilaporkan pemerintah belum mengacu pada pedoman Badan Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan data mereka menunjukkan kematian akibat atau terkait Covid-19 empat kali lipat lebih banyak dari jumlah yang dilaporkan pemerintah.
"Data yang dikumpulkan tim relawan LaporCovid-19 sejak bulan Mei dari 514 kabupaten kota menunjukkan, jumlah kematian terkait Covid-19 dari minggu ke minggu selalu jauh lebih banyak dari laporan resmi pemerintah pusat, berkisar antara lebih dari 2,5-4,2 kali lipat," kata Irma.
Sementara itu, laporan resmi yang dirilis Pemerintah Indonesia per Sabtu 5 September 2020 tercatat 7.940 orang meninggal dunia akibat Covid-19.
LaporCovid-19 juga menyebut pemerintah perlu memperhatikan penularan Covid-19 di sekolah-sekolah yang kembali memulai program belajar tatap muka. Mereka mencatat pembukaan sekolah memicu penularan lebih luas dan lebih cepat, termasuk kepada anak-anak dan ekosistem pendidikan.
Baca Juga: Terungkap, Ini Pembicaraan Mahfud Bertemu Haikal Hasan, PA 212 Merapat?
LaporCovid-19 juga menyebut masih banyak masyarakat melanggar protokol kesehatan dengan membuat kerumunan, mengabaikan jaga jarak, dan tidak menggunakan masker dengan tepat.
Terkait vaksin, Pemerintah Rusia pada Agustus lalu mendaftarkan hak paten vaksin yang rencananya akan digunakan untuk kepentingan domestik.
Rusia adalah negara pertama yang mengambil langkah itu, sebelum data terkait vaksin itu dipublikasikan.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, Agustus lalu mengklaim vaksin buatan negaranya telah melalui seluruh pengecekan. Putin menyebut vaksin itu bahkan telah disuntikkan ke salah satu putri kandungnya.
Vaksin Rusia menggunakan jenis adenovirus yang telah disesuaikan. Ini adalah virus yang biasanya menyebabkan flu biasa. Tujuan penggunaannya untuk memicu respons kekebalan.
Data Peta Sebaran Covid-19 di Indonesia, per Sabtu 5 September 2020 jumlah konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 190.665, dari data tersebut 136.401 dinyatakan sembuh, 7.940 meninggal, 46.324 merupakan kasus aktif yang masih membutuhkan perawatan.
Penambahan kasus positif setiap harinya berkisar di angka 2.000-3.000 kasus. Pekan pertama September telah terakumulasi sebanyak 15.869 kasus.
Sumber: BBC, CNN