Warga Twitter dihebohkan sebuah thread yang menceritakan kejadian pada masa lampau terkait seorang nenek-nenek menjadi psikopat dan memakan organ manusia.
Dalam utasan pertamanya, sang penulis @gowjek memberikan penjelasan mengenai kisah ini yang terjadi pada tahun 1995-2015.
Ada seorang nenek yang dikatakan ingin terkenal namun dengan cara yang sangat mengerikan, yaitu menjadi pembunuh. Karena si nenek tersebut sangat terobsesi dari sebuah kejadian pembunuhan berantai dan juga aksi kanibal yang dilakukan oleh seorang warga Rusia bernama Andrei Chikatilo.
Lanjut cerita, Nama seorang nenek ini sendiri adalah Tamara Samsonova yang lahir pada 25 April 1947 di sebuah kota bernama Uzhru di Negara Rusia. Dalam perjalanan hidupnya, nenek ini pernah menjadi seorang mahasiswi dari kampus negeri di Kota Moskow, Rusia.
Setelah lulus dari bangku kuliahnya, Tamara pindah ke kota St. Petersburg dan di sana dia menikah dengan seorang lelaki bernama Alexei Samsanova. Kedua pasangan ini menetap di sebuah rumah di jalan dimitrov pada sekitar tahun 1971.
Perjalan hidup keduanya terlihat aman-aman saja dan sampai pada tahun 2000, sang suami tiba-tiba menghilang. Hal tersebut membuat Tamara melaporkan kejadian ini pada pihak yang berwajib.
Bergerak melakukan penyidikan dan pengembangan kasus, pihak Kepolisian setempat tidak juga berhasil menemukan sang suami.
Akhirnya Tamara hidup seorang diri dan dia mulai menyewakan kamar apartemennya kepada orang-orang. Pada tahun 2015, Tamara bertemu dengan seorang wanita lanjut usia. Dia bernama Valentina Ulunova yang sudah berusia 79 tahun.
Seorang teman dari Tamara yang juga teman dari Valentina, meminta Valentina untuk memberikan izin ke Tamara tinggal di apartemennya. Pasalnya apartemen Tamara sedang ada perbaikan. Akhirnya Valentina menyetuji apa yang diminta oleh temannya.
Tinggal berdua selama berbulan-bulan membuat Valentina merasa terganggu, Namun Tamara sendiri malah ingin tinggal lama bersama Tamara. Akhirnya tidak kuat menahan, Valentina meminta Tamara untuk pindah dari apartemennya. Pasca kejadian tersebut pula, pertemanan keduanya semakin tidak baik dan memicu konflik hingga Tamara berencana membunuh Valentina.
Tamara mengunjungi sebuah apotek dan memaksa seorang apoteker untuk membuatkan resep obat yang dapat membunuh Valentina yaitu Phanezapam. Setelah menerima obat tersebut, Tamara langsung mencampur obatnya dengan sebuah salad yang menjadi makanan kesukaan dari Valetina.
Tak sabar dengan reaksi obat setelah dimakan oleh Valentina, Tamara akhirnya mengambil sebuah gergaji besi dan kemudian memotong leher Valentina secara hidup-hidup.
Setelah Valentina meregang nyawa, Tamara kemudian memotong bagian tubuh Valentina yang lainnya. Tamara juga membedah isi organ tubuh Valentina untuk kemudian dia makan. Sisa lainnya dia masukkan ke dalam sebuah plastik hitam dan panci, lalu membuangnya di area sekitar rumah.
Kejadian ini tercium setelah warga menemukan sebuah kantung plastik berisikan tubuh manusia. Warga tersebut melaporkan kepada pihak berwajib dan setelah dilakukan penyelidikan di sekitar lokasi hingga pada tahun 2015, akhirnya Polisi berhasil menangkap Tamara dari video rekaman CCTV yang ada di apartemen Valentina.
Dalam Video tersebut, Tamara terlihat menuruni tangga apartemen dengan membawa sebuah kantung plastik hitam yang berisikan tubuh Valentina
Setelah memastikan pelaku, Polisi mulai menggeledah apartemen Tamara dan langsung menangkapnya. Polisi juga menemukan sebuah buku diary yang berisikan korban-korban pembunuhan Tamara. Dalam buku diary tersebut pula, Tamara menjelaskan secara jelas bagaimana dia membunuh para korban.
Dari semua hal yang terungkap, ternyata Tamara sudah melakukan pembunuhan semenjak tahun 1995 sampai 2015 dengan total 11 korban. Semua korban tersebut adalah para penyewa dari apartemen Tamara.
Lebih mengejutkan lagi, ternyata sang suami yang hilang sebenernya sudah meninggal dibunuh oleh Tamara.
Dalam pengadilan, Tamara sudah menunggu sejak 10 tahun lalu untuk orang tau apa yang sudah dia lakukan. Tamara juga merasa bangga karena bisa dikenal sebagai pembunuh berantai dan menjadi orang yang terkenal dengan kejadian ini.
Tamara diduga mengidap skifzofernia oleh rumah sakit jiwa dan juga psikiatri yang menangani kasus ini. Lalu akhirnya Tamara ditempatkan di institusi khusus sampai akhir penyelidikan. Tamara tidak dihukum, karena dalam undang-undang negara Rusia, tidak diperbolehkan seorang yang mengidap penyakit jiwa untuk di penjara. Terkecuali sudah sembuh.