Jembatan Tukad Buleleng yang menghubungkan Desa Bakung dengan Desa Sari Mekar/Runuh menyimpan misteri. Pasalnya, dibalik terkenal angker, jembatan ini juga sering dijadikan tempat bermohon.
Jembatan ini juga diyakini merupakan Pelintasan Banaspati Raja. Pengendara yang tak pernah menghaturkan sesajen dan berani berbuat tidak senonoh, akan diberi peringatan bahkan pelajaran-pelajaran.
Baca Juga:
Sering Terjadi Kecelakaan, Begini Cerita Misteri Tikungan Maut KM-12 di Gitgit Buleleng
Kisah Misteri Masjid Jami Keramat Luar Batang atau Masjid Luar Batang Jakarta Utara
Makam Keramat Kumpi Kuyu di Bekasi, Begini Mitosnya
Di balik keangkerannya itu, penguasa jembatan ini dikenal bares (pemurah). Pasalnya banyak krama yang memohon dengan tulus, tercapai keinginannya. Itu terbukti banyaknya krama yang nawur sesangi (membayar kaul) mulai dari pajeng, kain putih kuning, bahkan sampai babi guling.
Seperti dijelaskan Jro Mangku Nyoman Sumendra, Jembatan Tukad Buleleng itulah sebuah nama sungai yang menghubungkan antara Desa Bakung dengan Desa Sari Mekar/Runuh, Sukasada, Buleleng ini dikenal sangat angker. Pasalnya banyak kejadian aneh mewarnai perjalanan krama yang melewati tukad ini. Di sini terdapat dua buah palinggih yang diyakini stananya penguasa jembatan ini.
Jalan menuju jembatan cukup merepotkan, karena baik dari arah barat maupun dari arah timur, krama harus melewati jalan yang menurun disertai tikungan tajam. Pada musim hujan jalan ini sangat licin, sehingga krama harus ektra hati-hati, terutama mereka yang baru pertama kali melewati jembatan ini.
Dulu di sebelah selatan jembatan, adalah bekas lokasi kuburan. Sementara jika pelintas datang dari arah barat di sebelah utara jembatan, menganga jurang dengan kedalaman kurang lebih sekitar 50 meter. Di bawah jurang terdapat sebuah palinggih yang dikenal sangat angker karena diyakini sebagai perkampungan makhluk halus sejenis Wong Samar, Memedi, dan lainnya.
Memang jika dilihat dari atas jembatan, di dasar jurang itu dipenuhi rimbunnya pohon bambu dan pepohonan jenis lainya yang cukup rindang. Sepintas, memang tidak ada yang istimewa dari tempat ini, tetapi bila dicermati dan semakin lama berada di tempat ini, aura gaib semakin kuat mencengkram. Kondisi jembatan yang sudah tua, perlu lebih berhati-hati melewati jembatan ini.
Apabila krama kebetulan melewati jembatan ini, sebaiknya jangan berlama-lama melihat ke dasar sungai, karena kekuatan magis dari dasar sungai ini mampu menyedot dan menarik pikiran seseorang, sehingga jatuh ditarik kekuatan magis itu.
Di sebelah barat jembatan terdapat sebuah batu dihiasi kain poleng (hitam-putih). Batu ini oleh sebagian penekun spiritual atau orang yang sering bergelut di dunia nisakala, meyakini batu itu merupakan tempat pertemuan para makhluk gaib penunggu jembatan itu.
Di sekitar lokasi batu ini terdapat pohon kayu sonokeling sebagai tempat bermainnya para rarencang Ida Bhatara yang berstana di Palinggih yang ada di sebelah barat jembatan.
Pantauan TBA di lokasi, setiap orang yang melewati tempat ini tak lupa menghaturkan rarapan atau canang sari serta tak lupa membunyikan klakson kendaraannya sebagai pertanda memohon izin melewati jembatan ini.
Di balik angkernya jemabatan itu, ternyata penguasa tempat itu dikenal sangat bares (pemurah). Hal itu terbukti banyak warga yang memohon seseuatu dengan tulus ikhlas terpenuhi. Mulai dari memohon agar mendapat pekerjaan, dagangannya supaya laris, dan permohonan lainnya. Tetapi semua itu perlu didasari permohonan yang tulus ikhlas dan hati yang suci serta sungguh-sungguh.
Seperti diungkapkan salah satu krama yang berprofesi sebagai saudagar buah-buahan. “Tiang sangat yakin akan kebesaran dan kemurahan Ida Bhatara di tempat ini, karena tiang sendiri pernah membuktikan dan berhasil dengan baik. Dumun tiang sempat memohon di palinggih yang ada di sebelah barat jembatan, setelah permohonan tercapai, langsung menghaturkan babi guling,” aku Gede Sariasa.
Lebih lanjut pria yang mengaku berasal dari Desa Gitgit, Sukasada, Buleleng ini menjelaskan, dengan banyaknya orang menghaturkan pajeng dan kain putih kuning serta aturan lainnya, membuktikan banyak krama yang memohon di sini berhasil dengan baik, sehingga orang yang bersangkutan membayar kaul. Jika tidak, tak mungkin orang itu mau menghaturkan sesuatu di tempat ini.
Percaya atau tidak, banyak terjadi peristiwa mengejutkan, seperti kecelakaan tanpa sebab yang pasti. Ada juga yang sebelumnya karena melihat penampakan mobil yang dikemudikannya terperosok ke dasar sungai dengan kedalaman kurang lebih seratus meter ini.
Di samping memang terkenal sangat angker, kondisi jalan yang tidak memungkinkan ini, juga memberikan andil seringnya terjadi kecelakaan, terutama pada musim hujan karena kondisi jalan yang sangat licin.
Ditambah tanjakan dan disertai tikungan sangat tajam membuat pengendara sering dibuat kelabakan, terlebih mereka yang baru pertama kali/tumben melewati lokasi ini. Untuk itu, kata Jro Mangku Nyoman Sumendra, berhati-hatilah jika melewati jembatan ini, karena sedikit saja lengah bisa menjadi santapan jurang. Karena sedikit lengah, bisa menjadi santapan dasar sungai yang sering meminta korban jiwa ini.
Baca Juga:
Kisah Misteri Makam Gabid di Bekasi, Terdapat Batok yang Dikramatkan
Kisah Misteri Rumah Tua di Tangerang, dari Meriam Tua hingga Patung Dasima yang Berhijab
Mitos Pura Tirta Empul di Bali, Konon Dapat Wujudkan Keinginan, Begini Caranya
Sekitar tahun 60-an sering terjadi kecelakaan baik pengendara sepeda motor maupun mobil, bahkan beberapa kejadian mobil terperosok ke dalam dasar sungai dengan kedalaman kurang lebih seratus meter ini. Sopir beserta kerneknya meninggal di tempat.
“Sebelum dibuatkan palinggih sering sekali terjadi kecelakaan, di mana sebagian besar kecelakaan itu tanpa sebab yang pasti, serta sering terjadi pada sandi kala. Biasanya sebelumnya mereka melihat penampakan, baik berupa manusia maupun berwujud binatang. Karena kaget mereka berusaha membanting setirnya, sehingga terperosok ke dalam dasar sungai,” ungkapnya.
Sumber: Baliaga