Heboh, Peneliti Ini Temukan Kelemahan Vaksin Corona China dan Rusia

Heboh, Peneliti Ini Temukan Kelemahan Vaksin Corona China dan Rusia

Ahmad
2020-09-01 09:01:13
Heboh, Peneliti Ini Temukan Kelemahan Vaksin Corona China dan Rusia
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Beberapa ilmuwan menyebut vaksin corona yang tengah dikembangkan oleh China dan Rusia memilik potensi kelemahan.

Pernyataan tersebut datang setelah peneliti melihat kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan negara tersebut didasari oleh virus flu sehingga berpotensi membatasi keefektifannya.

Kedua kandidat yang dimaksud adalah vaksin CanSino Biologics yang dikembangkan China dan vaksin Sputnik V yang dibuat oleh Institut Gamaleya Moskow, Rusia. Alasannya adalah kedua vaksin ini dikembangkan dari modifikasi dari adenovirus tipe 5 atau Ad5.

Baca Juga: Kronologi Eks Kepala BPN Kabupaten Denpasar Bunuh Diri

"Ad5 mengkhawatirkan saya hanya karena banyak orang memiliki kekebalan. Saya tidak yakin apa strategi mereka ... mungkin (vaksin) tidak akan memiliki kemanjuran 70 persen. Mungkin hanya 40 persen, dan itu lebih baik daripada tidak sama sekali, sampai yang lain muncul," kata peneliti vaksin di Universitas John Hopkins, Anna Durbin, dikutip dari Reuters, Selasa 1 September 2020.

Para peneliti menyebutkan, vaksin berbasis Ad5 untuk melawan berbagai infeksi selama beberapa dekade, tetapi tidak ada yang digunakan secara luas. Metode pengembangan ini mengunakan virus yang dilemahkan sebagai 'vektor' untuk membawa gen dari virus target untuk mendorong respons kekebalan sehingga dapat melawan virus yang sebenarnya.

Menurut para ahli, sudah banyak orang yang memiliki antibodi Ad5 yang dapat menyebabkan sistem kekebalan menyerang vektor alih-alih merespons virus Corona, membuat vaksin ini kurang efektif.

Baca Juga: Kronologi Perampokan Dana Bansos di Purwakarta, Ratusan Juta Raib

Peneliti juga mengembangkan vaksin Corona dengan metode lain. Seperti yang dikembangkan oleh Universitas Oxford yang berbasis adenovirus Ad26, jenis yang relatif langka.

"Kandidat vaksin Oxford sepertinya memiliki keuntungan yang lebih baik dibandingkan vaksin CanSino," tutur Dr Zhou Xing, dari Universitas McMaster Kanada.

Vektor Ad5 dosis tinggi dalam vaksin CanSino dapat menyebabkan demam sehingga memicu skeptisisme tentang vaksin.



Sumber: Detik, Kompas


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30