Dam Oongan yang berlokasi di Jalan Noja Saraswati, Kecamatan Denpasar Utara menyimpan berbagai cerita misteri. Beberapa warga Kota Denpasar mengenali tempat ini sebagai dam yang angker sekaligus ada nilai sejarahnya.
Saat ditelusuri oleh seorang indigo, ternyata terungkap cerita yang sangat sedih. Pondasi dasar bendungan itu konon terbuat dari tubuh penduduk lokal yang dibantai oleh penjajah Belanda.
Baca Juga:
Cerita Misteri Pura Puseh di Bali, Konon Dilarang Dikunjungi Wanita Hamil
Mitos Larangan Foto Bertiga, Benarkah yang di Tengah Dapat Meninggal? ini Menurut Padangan Islam
6 Mitos Sosok Pencabut Nyawa, Salah Satunya Grim Reaper
Alkisah, dulu ada seorang Raja dari Kerajaan Pemecutan bernama Cokorda Pemecutan. Ia memiliki patih yang setia bernama Ki Sawunggaling. Suatu waktu, persawahan di wilayah Kerajaan Kesiman mengalami kekeringan, hingga membuat rakyatnya mengungsi menuju Kerajaan Badung.
Lalu dibuatlah saluran irigasi dengan cara membendung air sungai. Meski sudah membuat bendungan, persawahan di wilayah Kesiman masih saja kering. Ki Sawunggaling lalu melakukan semedi di daerah Dam Oongan. Di sanalah ia mendapatkan petunjuk dari Sang Hyang Widhi, bahwa harus membuat bendungan yang pondasi dasarnya dari manusia.
Namun karena Ki Sawunggaling orangnya baik dan tidak berpikiran akan mengorbankan orang lain, ia memilih untuk mengorbankan diri sebagai wujud pengabdiannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sang istri pun secara sukarela ikut mengorbankan diri.
Semenjak suami istri ini mengabdi dengan cara mengorbankan diri, rakyat Kesiman tidak kelaparan lagi karena sawahnya tidak kering. Dari situlah bendungan ini dinamakan sebagai Dam Oongan, yang artinya dam manusia.
Menurut cerita, Dam Oongan selebar sekitar satu meter tersebut dijaga oleh pasukan manusia berwajah monyet. Pasukan ini berjaga di sana karena Dam Oongan termasuk tempat suci yang dijadikan sebagai peribadatan umat Hindu.
Ada satu cerita lain yang jarang diketahui oleh banyak orang. Yaitu bendungannya. Kata Bayu, dulu bendungan ini masih terbuat dari batang-batang pohon dan batu. Namun begitu penjajah Belanda masuk ke wilayah tersebut, penyangga-penyangga bendungan ini diubah lagi agar lebih kokoh. Orang-orang Belanda yang mengetahui cerita pengorbanan suami istri dari penduduk setempat, justru memanfaatkan kisah tersebut.
Baca Juga:
Hotel PI Bedugul di Bali Dicap Paling Berhantu, Begini Kisah Mistisnya
Disebut Kampung Horor, Kisah Misteri Desa Cibadak di Bogor yang Ditinggal Warga
Penjajah Belanda membuat cerita lagi, kalau bendungan ini akan semakin kokoh jika pondasinya dari tubuh manusia, sama seperti yang dilakukan pasutri tersebut. Akhirnya, penjajah Belanda menggunakan tubuh-tubuh penduduk setempat yang dibantainya, sebagai pondasi dasar. Padahal penjajah Belanda hanya ingin menghemat lahan pemakaman.
Mengutip dari Tribun Bali, dikatakan bahwa setiap tahun dam ini sering memakan korban dan korban akan muncul jika penguasa di sana berkehendak.
(Berbagai Sumber)