Situbondo, kota santri dari timur Pulau Jawa ini, memang memiliki pesona tersendiri dari kota-kota lain di Indonesia. Nilai Religiusitas yang tinggi turut mempengaruhi budaya dan tatanan masyarakat di kota yang satu ini.
Namun siapa yang menyangka bahwa kota di pesisir utara, Pulau Jawa yang satu ini menyimpan banyak misteri.
Baca Juga:
Kisah Mistis Penjaga Bangunan Kampung Mati Vietnam, Sering Diganggu Makhluk Tak Kasat Mata
Kisah Misterius Moseleum Van Motman Peninggalan Zaman Belanda
Hati-hati! Ini Area-area Kampus UI yang Terkenal Angker dan Berpenghuni
Hal misterius soal desa ini adalah jumlah penduduknya. Percaya tidak percaya kalau dari dulu sekali, dusun ini tidak pernah nambah jumlah KK alias kepala keluarganya. Selalu berjumlah 26 dari tahun ke tahun.
Padahal kalau bicara logika, jelas tidak mungkin hal tersebut terjadi. Pastinya, makin bertambahnya waktu akan banyak keluarga-keluarga baru. Tapi, faktanya di desa ini hal lumrah itu tidak terjadi.
Tidak hanya itu saja, setiap kali ada keluarga baru yang muncul di desa ini, maka ada saja hal-hal aneh yang terjadi, sehingga membuat jumlahnya tetap 26.
Lazimnya sih sebuah daerah itu berkembang dari tahun ke tahun, khususnya di sektor penduduk. Hukumnya memang secara default begitu. Anak-anak nggak mungkin tidak tumbuh dan yang jelas mereka juga bakal punya keluarga sendiri. Dalam kurun waktu tertentu sudah pasti akan muncul keluarga-keluarga baru.
Umumnya memang harusnya begitu, tapi hal macam ini nggak dijumpai di desa bernama Karang Kenek ini. Bukti jika desa ini selalu memiliki jumlah yang sama adalah sensus dari tahun ke tahun yang angkanya tidak pernah berubah.
Angka 26 ibaratnya seperti jumlah paten yang tidak bisa diubah. Mau ditambah atau dikurangi, pasti akan kembali ke 26. Begitulah perumpamaan soal jumlah keluarga di desa Karang Kenek ini. Hal tersebut seringkali dicoba memang dan hasilnya selalu saja jumlah KK di sana tidak berubah.
Setiap kali warga berusaha membentuk keluarga baru, ada saja yang terjadi. Entah ada satu keluarga yang pindah, atau bahkan meninggal. Intinya, ketika berupaya menambah jumlah keluarga pasti ada saja jalan untuk kembali ke jumlah 26 tadi. Begitu pun ketika satu keluarga pergi, pasti tidak lama setelahnya akan datang penggantinya.
Adanya fenomena ini tentu tidak hanya mengejutkan orang luar, tapi juga penduduk asli desa sendiri. Mereka bertanya-tanya sejak awal kenapa hal ini bisa terjadi. Dan mereka menyebut ini karena kutukan.
Menurut para sesepuh desa Karang Kenek, jumlah KK yang selalu 26 ini memang karena sebuah kutukan. Hal itu disebabkan oleh para pendahulu desa yang dikisahkan marah besar saat tahu anaknya tidak mau tinggal di sini. Mungkin dari kemarahan itu kemudian muncul lah kutukan tersebut.
Kebenaran tentang kutukan ini kemudian membuat para warga mengadakan semacam ritual-ritual khusus. Intinya adalah untuk meminta maaf dan menghapuskan kutukan itu. Namun, setelah semua ritual dilakukan, fenomena membingungkan ini tetap terjadi.
Soal pengadaan ritual selamatan itu tidak hanya satu dua kali saja dilakukan. Tapi, hampir semuanya tanpa hasil. Lagi-lagi jumlah KK di sini tidak berubah. Lantaran segala cara tidak membuahkan hasil, maka warga pun pasrah dan menjalani hidup apa adanya saja. Mau terus 26 KK ya biar saja asal hidup tenang.
Baca Juga:
Kisah Misteri Angkernya Kuburan Bus Dramaga, Sering Terdengar Suara Tangisan Wanita
Terkenal Angker! Ini Deretan Kisah Mistis di Bekas Pabrik Boneka Kayu Bekasi
Tragis! Ritual Ojung, Tradisi Mendatangkan Hujan dengan Meneteskan Darah dari Bondowoso
Tinggal di tempat yang katanya dikutuk mungkin bagi kita adalah sebuah nasib sial. Tapi, bagi orang-orang Karang Kenek, hal tersebut justru semacam berkah tersendiri. Mungkin iya kalau mereka tidak bakal bisa nambah keluarga baru, tapi tinggal di desa ini semuanya terjamin.
Mayoritas penduduk bisa menghidupi dirinya sendiri meskipun sederhana. Mereka memang menyadari ada sesuatu yang dikurangkan, tapi di sisi lain penduduk juga merasa dilebihkan.
Sumber: boombastis