Dr. Vito A Damay yang merupakan Anggota IDI sekaligus Junior Doctor Network IJDN mengungkapkan bahwa sejumlah hoaks terkait pandemi corona. Salah satu yang dibahas adalah soal cuaca dan kaitannya dengan jumlah kasus corona.
"Orang orang yang kena Covid-19 hanya di negara-negara yang cuacanya dingin, padahal faktanya tidak demikian. Bahwa negara-negara di Amerika Latin kan cenderung panas dan Indonesia pun kasusnya masih ada dan meninggal padahal cuaca hangat," kata Vito di BNPB, Rabu 26 Agustus.
Baca Juga: Update Kasus Virus Corona di RI: 160.165 Positif, 115.409 Sembuh, 6.944 Lainnya Meninggal
Namun tak hanya itu saja bahkan dikabarkan juga bahwa menurut data Worldometers, Brazil yang notabene negara Amerika Latin sampai saat ini masih menjadi negara dengan kasus corona terbanyak kedua di dunia. Jumlah kasus di sana mencapai 3.674.176.
Tak sampai di situ saja bahkan Vito juga memberikan contoh bahwa di Asia Tenggara. Ada sejumlah negara yang memang kasusnya kecil, tapi bukan karena cuaca, tapi patuh dan disiplin memakai masker hingga jaga jarak.
"Ada negara-negara yang jumlah kasusnya sedikit misalnya Laos karena mereka patuh dan nurut. Kita harusnya sama dan bisa, kalau kita nurut dan protokol kesehatan dipenuhi bisa jadi menahan lonjakan kasus juga. Jadi bukan tergantung cuaca saja," jelas dia.
Ia juga mengatakan bahwa jumlah kasusu corona di Indonesia juga terbilang masih terhitung tinggi. Tak hanya itu saja bahkan hari ini saja sudah tercatat 160.165 kasus, nomor 2 di Asia Tenggara setelah Filipina.
"Covid mati kena panas benar ya kalau direbus 60 derajat celsius. Itu kan enggak mungkin cuaca kita sampai segitu. Masak kalau virusnya masuk ke tubuh kita terus tubuh kita mau direbus gitu," katanya.
"Ini adalah hoaks cuaca hangat tidak menurunkan kasus," tutup dia.
"Jadi cuaca tidak menurunkan jumlah kasus, yang menurunkan adalah kepatuhan kita akan protokol kesehatan," ungkap dia.
Baca Juga: Kabar Gembira Akhirnya Setelah Berjuang Bertahun-tahun, Benua Afrika Dinyatakan Bebas Polio Liar
Diketahui juga bahwa sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengingatkan bahwa virus corona tumbuh subur dan bersemayam di tenggorokan manusia.
Namun tak hanya itu saja bahkan ia juga meniangatkan agar masyarakat dapat menerapkan social distancing. Sebab, virus corona sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang lain melalui droplet.
"Akan tetap berpotensi menular lewat droplet atau percikan saat batuk, bersin dan berbicara," ujarnya.
Sumber:Kumparan