Deretan Kisah Mistis di Gedung Kemenkeu, dari Mendengar Suara Derap Kaki hingga Melihat Mesin Tik Berjalan Sendiri

Deretan Kisah Mistis di Gedung Kemenkeu, dari Mendengar Suara Derap Kaki hingga Melihat Mesin Tik Berjalan Sendiri

Ekel Suranta Sembiring
2020-08-21 08:00:00
Deretan Kisah Mistis di Gedung Kemenkeu, dari Mendengar Suara Derap Kaki hingga Melihat Mesin Tik Berjalan Sendiri
Gedung AA Maramis di kompleks Kementerian Keuangan (foto: Kumparan.com)

Gedung AA Maramis yang berada di kompleks Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, menyimpan banyak cerita mistis. Pasalnya, banyak orang yang sekadar lewat ataupun para pegawai yang sehari-harinya bekerja di gedung tanpa penghuni tersebut melihat penampakan bayangan berpakaian putih, suara derap kuda, serta suara orang tertawa di malam hari.

Salah satu orang yang pernah menyaksikan kejadian mistis itu bernama Agam Embun Surapati yang merupakan sebagai Kepala Bagian Rumah Tangga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, pernah lihat mesin ketik jalan sendiri, mendengar suara seperti orang berjalan.

Baca Juga:

Bikin Merinding! Ini Beberapa Kisah Seram Driver Ojol dan Penumpang yang Kesurupan

Seram! Kisah Mistis Hutan Blora Konon Sebagai Jalur Angker yang Menyesatkan Manusia

Kamu Harus Tau! Ternyata Benda Ini Pembawa Sial yang Wajib Kamu Singkirkan dari Rumah

"Memang betul seram, ada yang ngalamin sendiri, termasuk saya. Saya kan sudah bekerja sejak 1982, saat itu pernah lihat mesin ketik jalan sendiri, mendengar suara seperti orang berjalan tak, tok, tak, tok," papar Agam.

Tidak hanya Agan, petugas keamanan juga pernah menyaksikan kejadian mistis. Petugas tersebut bernama Ujang Supriyatna. Ia menceritakan ada pegawai Kementerian yang mengalami kejadian menyeramkan.

"Ada pegawai yang tadinya mau lembur, jam padahal baru jam 10 malam, dia lari ke depan bilang kalau dengar ada suara derap kaki orang berbaris," ujar Ujang.

Ujang mengatakan, sepertinya banyak cerita-cerita seram yang dialami oleh pegawai. Karena gedung ini termasuk gedung tua yang sudah dimakan usia dan kosong setiap malamnya.

Salah satu pekerja yang merenovasi gedung, Lilik menceritakan dia sering mengalami kejadian aneh. Misalnya melihat wanita berperawakan seperti Noni Belanda sedang berdiri di pojok ruangan.

Lilik yang sudah bekerja selama 12 tahun ini mengaku sering dikerjai mahkluk halus. "Ya ada saja, kemarin saya dan teman-teman masuk ke gedung yang paling pojok, terus ada yang lempar pakai pasir, padahal pasir kami taruh di bawah," imbuh dia.

Selain Lilik, Surya yang juga pekerja renovasi mengaku kemarin sore jelang magrib melihat sekelebat bayangan putih di gedung ini. "Padahal saya baru setahun kerja di sini, kemarin lihat ada bayangan putih berkelebat, jam setengah 6 lah masih sore," kata dia.

Diketahui, gedung ini dibangun oleh Herman Willem Daendels pada 7 Maret 1809, tak lama setelah dia diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Ketika itu Daendels berencana membangun gedung tersebut untuk istana para gubernur jenderal. Namun, saat dia meninggal dunia pada 2 Mei 1818, pembangunan gedung ini belum selesai. Butuh waktu sekitar 20 tahun untuk menuntaskan pembangunan gedung ini setelah diteruskan oleh pengganti Daendels, Du Bus des Ghisignies.

Bangunan ini berhasil diselesaikan pada 1828 dan diresmikan Komisaris Jenderal Du Bus de Ghisignies. Namun, sejak pertama kali digunakan, gedung ini tak pernah dipakai untuk tempat tinggal para penjabat gubernur jenderal sesuai keinginan Daendels.

Gedung ini hanya difungsikan sebagai tempat pertemuan para pejabat penting Hindia Belanda serta kegiatan pemerintahan lainnya. Termasuk sebagai Kantor Besar Urusan Keuangan Negara.

Sejak awal pula, gedung yang dirancang oleh arsitek Ir. Letkol JC. Schultze itu disebut Groote Huise (Rumah Besar) atau Witte Huis (Gedung Putih) karena seluruh dinding bangunannya dicat putih.

Sejarah berlanjut, pada 1835 bagian ruangan bawah gedung dipakai sebagai Kantor Pas dan Percetakan Negara. Sedangkan bagian lain dipakai sebagai Hoger Gerecht shof dan Algemene Secretarie.

Tak bertahan lama, pada 1 Mei 1848 gedung ini beralih lagi dan resmi menjadi Departement van Justitie (Departemen Kehakiman). Ini pun tak bertahan karena Gedung Putih kemudian dijadikan Pusat Dokumentasi atau Perpustakaan Departeman Keuangan di zaman Hindia Belanda.

Baca Juga:

Kisah Mistis Eyang Antaboga Berbentuk Naga yang Konon Penjaga Gunung Merapi

Ini Beberapa Sumur Sakti i Indonesia yang Konon Memiliki Banyak Khasiat dari Kesehatan Hingga Jodoh, Mau Coba?

Kisah Misteri Ular Gaib Nabau Sepanjang 80 Meter di Pedalaman Kalimantan

Berlanjut hingga zaman kekuasaan Jepang di Indonesia, antara 1942 hingga 1945, serta zaman NICA pada 1945 hingga 1949, gedung ini akhirnya resmi diserahkan kepada pemerintah Indonesia pada 1950.

Sejak itu pula gedung ini dimanfaatkan sebagai kantor Kementerian Keuangan RI dengan berkantornya Menteri Keuangan pertama yakni Alexander Andries (AA) Maramis di gedung ini. Di sinilah benang merah kenapa gedung ini dinamakan juga Gedung AA Maramis, sama dengan sebutan Gedung Daendels dan Gedung Putih pada masa sebelumnya.

Sumber: Detik & Liputan6


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30