WHO Sebut Beberapa Negara Lebih Siap Masuki Fase Baru Pandemi, Indonesia?

WHO Sebut Beberapa Negara Lebih Siap Masuki Fase Baru Pandemi, Indonesia?

Ahmad
2020-08-19 23:00:00
WHO Sebut Beberapa Negara Lebih Siap Masuki Fase Baru Pandemi, Indonesia?
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan beberapa negara yang kini dilanda gelombang kedua pandemi dianggap lebih siap memasuki fase baru Covid-19.

Lebih lanjut, Direktur regional WHO untuk Pasifik Barat, Dr Takeshi Kasai mengatakan bahwa negara-negara di Asia Pasifik bukan hanya siap menghadapi pandemi, tetapi juga mampu meminilkan dampaknya.

"Pada fase ini, negara-negara semakin mampu meminimalkan dampak skala besar (pandemi) terhadap kehidupan dan ekonomi masyarakat," kata Takeshi dalam konferensi pers virtual, Selasa 18 Agustus 2020, dilansir dari CNN, 19 Agustus 2020.

Baca Juga: Menlu dan Erick Thohir Terbang ke China Bahas Vaksin Corona

Ia menilai negara-negara seperti Jepang, Vietnam, Korea Selatan, dan Australia telah bergerak cepat menanggulangi Covid-19 dibandingkan pada fase sebelumnya yang membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Lonjakan tersebut menurutnya terjadi karena sejumlah negara sudah melonggarkan kebijakan ketat demi menghidupkan kembali sektor perekonomian.

Untuk itu, ia mengatakan negara-negara yang tengah dilanda gelombang kedua Covid-19 harus lebih tanggap dalam mencegah dampak ekonomi dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

"Dengan menggabungkan deteksi dini dan respons cepat terhadap infeksi yang muncul, orang-orang mematuhi aturan kenormalan baru, banyak negara yang bisa mendeteksi wabah lebih awal dan meresponsnya lebih cepat dengan kebijakan yang terarah," ucapnya lagi.

Pendekatan yang dimaksud yakni dengan meminimalkan risiko penyebaran virus mulai dari meningkatkan sistem perawatan kesehatan, menjaga perilaku sehat warga, melindungi diri, keluarga, dan komunitas.

"Covid-19 akan bersama kami di masa mendatang. Kami tahu ini sulit. Jika kita membuat pilihan yang tepat setiap hari, kita akan keluar dari situasi ini seaman dan sekuat mungkin."

Wilayah Pasifik Barat WHO meliputi China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Singapura, Indonesia, dan negara-negara kepulauan Pasifik.

Sebelumnya, berdasarkan laporan Kemenkes dalam situs resminya, Rabu 19 Agustus 2020, jumlah kasus positif virus corona di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 144.945, dari yang sebelumnya 143.043 kasus.

Baca Juga: Terkait Pengembangan Obat Corona Unair, BPOM: Kami Dukung

Pemerintah juga mengumumkan penambahan pasien yang meninggal sebanyak 69 jiwa, sehingga totalnya menjadi 6.346 jiwa, dari yang sebelumnya 6.277 jiwa.   

Kabar baiknya terkait bertambahnya pasien positif virus corona yang sembuh sebanyak 2.351 orang. Sehingga, saat ini pasien yang sembuh dari COVID-19 di Indonesia totalnya 98.657 orang, dari yang sebelumnya 96.306 orang.  

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyatakan mendukung penelitian dan pengembangan obat untuk virus Corona (COVID-19) dari Universitas Airlangga (Unair) yang sedang dalam tahap uji klinis.

Berdasarkan keterangan tertulisnya, BPOM sebagai regulatori obat di Indonesia terus berupaya menjawab berbagai tantangan penemuan obat Corona.

"Kami terus berupaya agar standar dan persyaratan minimal terpenuhi untuk memastikan keamanan, khasiat dan mutu obat melalui berbagai tahapan uji yang diakui secara internasional," ujar Kepala BPOM Penny K Lukito dalam keterangan tertulis, Rabu 19 Agustus 2020.

Terbaru, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi terbang ke China untuk mengadakan pertemuan bilateral. Hal itu diungkapkan oleh Retno melalui akun Twitter-nya @Menlu_RI.

Retno mengatakan, ia dan Erick bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wan Yi di Kota Sanya, Provinsi Hainan, China.

"Minister of Indonesian State-Owned Enterprises @erickthohir and I arrived in Sanya for bilateral talks with State Councillor/Foreign Minister of China, Wang Yi (19/08)," tulis Retno, Rabu 19 Agustus 2020 pada pukul 19.27 WIB.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, pertemuan bilateral tersebut dalam rangka membahas kerja sama dengan China terkait produksi vaksin virus Corona (COVID-19).

"Menlu dan Menteri BUMN diutus oleh Presiden RI guna membahas penguatan kerja sama vaksin dan kerja sama ekonomi lainnya," ungkap Teuku.

Pertemuan ini juga merupakan tindaklanjut pertemuan virtual yang dilakukan kedua negara pada bulan Juli lalu.



Sumber: CNN, Detik, Kompas


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30