Fakta-fakta Penyakit TBC di Indonesia, Kemenkes: 11 Orang Mati setiap 1 Jam

Fakta-fakta Penyakit TBC di Indonesia, Kemenkes: 11 Orang Mati setiap 1 Jam

Dedi Sutiadi
2020-08-16 17:18:54
Fakta-fakta Penyakit TBC di Indonesia, Kemenkes: 11 Orang Mati setiap 1 Jam
Ilustrasi penyakit Tuberculosis (TBC).(Shutterstock)

Kasus penyakit TBC atau Tuberkulosis di Indinesia ternyata sangat tingi. Data dari Kemenkes menyebutkan Indonesia menempati rangkin ketiga kasus terbanyak TBC di dunia. Bahkan merujuk data global, setiap satu jam 11 orang meninggal di Indonesia sebab TBC.

Indonesia bahkan seluruh dunia saat ini memang tengah bertarung melawan wabah virus corona. Namun tahu kah kamu, bahwa penyakit penular yang mematikan tidak dan patut diwaspadai tidak hanya virus  corona. Diantar penyakit menular mematikan yang juga patut jadi perhatian khusus adalah Tuberkulosis (TBC) dan Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO). Hal tersebut merjuk beberapa fakta mengejutkan yang perlu anda tahu, sebagai berikut:  

1. Ranking ketiga kasus TBC tertinggi di dunia 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu menerangkan bahwa Indonesia saat ini menjadi negara ranking ketiga kasus TBC. 

Baca juga: Inilah Beberapa Desa Unik yang Hanya Bisa Kamu Lihat di Indonesia, Salah Satunya Kampung Janda

“Kita (Indonesia) ranking tiga di dunia. Ada India, Tiongkok, kemudian Indonesia,” ungkap Wiendra dalam jumpa pers secara virtual, Jumat 14 Agustus 2020.

2. Belasan jiwa meninggal setiap satu jam akibat TBC

Wiendra juga mengungkapkan data kasus TBC di Indonesia saat ini. Merujuk data Kemenkes, estimasi kasus TBS di Indonesia saat ini ada di angka 845.000 jiwa. Sementara, yang telah ditemukan sekitar 69 persen atau sekitar 540.000 jiwa.

"Terlebih lagi, berdasarkan data Global TB Report 2019, ada 11 orang di Indonesia meninggal setiap 1 jam akibat TBC," ujar dia.

3. Penularan TBC sama dengan COVID-19

Menururt Wiendra penulran penyakit TBC sama dengan proses penularan virus corona. Wiendra menerangkan bahwa penularan keduanya adalah sama-sama dari droplet. 

Baca juga: Bikin Bangga, Ini Tiga Sepeda Buatan Indonesia yang Dipamerkan Jokowi di Instagram

"Kasus yang belum ditemukan juga memiliki potensi penularan yang sangat tinggi, sama seperti COVID-19. Penularannya sama-sama dari droplet . Tapi perbedaannya adalah pada diagnosisnya. Kalau COVID-19 dari virus, sedangkan TBC dari kuman atau bakteri," kata dia.

 4. Wabah covid-19 berdampak pada TBC di Indonesia

Ternyata wabah virus corona berdampak pada menurunnya penanganan TBC di Indonesia. Menurut Wiendra pandemik COVID-19 membuat layanan TBC menurun, baik fasilitas kesehatan yang dialihfungsikan untuk penanganan pasien COVID-19. 

"Pada triwulan I di 2020, capaian-capaian hasil pengobatan dilaporkan 2020 hanya mencapai sekitar 30 persen dari target 90 persen. Meski demikian Kemenkes yakin di 2030 Indonesia bebas TBC," ungkap dia.


Sumber: Kompas


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30