Viral! Suku Pedalaman Asli di Indonesia yang Mahir Berbahasa Korea

Viral! Suku Pedalaman Asli di Indonesia yang Mahir Berbahasa Korea

Alpandi Pinem
2020-08-12 17:00:00
Viral! Suku Pedalaman Asli di Indonesia yang Mahir Berbahasa Korea
Suku Cia cia (Istimewa)


Sebuah kampung di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, sempat mencuri perhatian nusantara dan dunia beberapa tahun lalu. Pasalnya, penduduk desa yang merupakan suku Cia-Cia ini menggunakan bahasa dan tulisan yang sama seperti bahasa Korea.

Suku Cia-Cia adalah salah satu suku pedalaman asli Indonesia yang tinggal di Kecamatan Sorawolio, Bau-Bau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, di mana terdapat penduduk lebih dari 80 ribu jiwa. Pulau Buton sendiri dulunya merupakan pusat penyebaran agama Islam. Namun, aksara Arab yang erat hubungannya dengan agama Islam ternyata tidak bisa mewakili bahasa suku Cia-Cia karena ketika dituliskan, akan muncul makna yang berbeda.

Hal ini sempat menjadi kekhawatiran bagi pemerintah setempat. Mereka takut kebudayaan Cia-Cia akan luntur karena tidak adanya aksara yang dapat mewakili bahasa mereka. Namun, mereka akhirnya mendapat secercah harapan ketika seorang profesor asal Korea datang ke sana dan tertarik pada kebudayaan di Kota Bau-Bau tersebut.

Dimana, bagi anak-anak untuk mengetahui budaya di tempat mereka lahir dan tinggal. Nggak hanya untuk tujuan melestarikan tapi juga sebagai penguat identitas. Sayangnya, dalam hal ini suku Cia-Cia mengalami problematika serius. Anak-anak suku ini sudah mulai tak tahu budaya, termasuk bahasa mereka sendiri yakni Cia-Cia.

Bahasa daerah adalah bagian dari budaya yang sangat penting. Ibaratnya seperti kunci untuk membuka banyak pintu. Anak-anak Cia-Cia yang tak mengerti bahasa sendiri dikhawatirkan akan membuat suku ini musnah kulturnya ketika para sesepuh sudah tiada. Lantaran ini adalah hal krusial, kemudian disiasati cara agar anak-anak mau mempelajari bahasanya sendiri. Akhirnya didapati solusi dengan mengajarkan Hangul alias bahasa Korea.

Baca Juga : Ini 7 Fakta Unik Tentang Kebudayaan Suku Nias dari Sumatera Utara

Baca Juga : Suku Kajang, Suku yang Terkenal Akan kekuatan Gaibnya di Sulawesi Selatan

Baca Juga : Ngeri! Doti, Ilmu Hitam Suku Kajang dari Sulawesi yang Kesaktiannya Tak Sembarangan


Kenapa bahasa Korsel bisa dipakai di sini, hal tersebut diawali dari Walikota Bau-Bau bernama Abidin yang curhat kepada seorang profesor bernama Chun Thai Yun. Kepada sang profesor, Abidin mengatakan jika bahasa Cia-Cia mengalami pemudaran karena tak memiliki aksara. Curhatan ini kemudian membawa profesor Yun untuk menceritakannya lagi kepada teman-temannya yang ada di Seoul, Korsel.

Setelah para ahli di Korsel mempelajari bahasa Cia-Cia, akhirnya diputuskan jika Hangul bisa dipakai sebagai aksaranya. Hal ini kemudian disebarkan dan akhirnya diterima dengan antusias terutama oleh para pengajar di sekolah. Berawal dari sini, Hangul pun sangat populer di Cia-Cia.

Keputusan untuk memakai aksara Hangul sebagai metode penulisan untuk bahasa Cia-Cia, bukan tanpa pertimbangan dan asal cocok saja. Hal ini sudah melewati tahap analisa mendalam oleh para profesor di Korsel sana. Menurut para pengajar Hangul di Cia-Cia, bahasa negeri ginseng itu memang bisa mewadahi kosa kata dalam Cia-Cia. Meskipun nggak seratus persen match antara keduanya.

Cia-Cia bisa dibilang nggak benar-benar mengadopsi tapi mengadaptasi. Pasalnya, untuk beberapa kata di Cia-Cia ternyata tidak bisa dituliskan di Hangul. Makanya kemudian disesuaikan lagi sesuai kebutuhan. Meskipun demikian, lebih dari 90 persen diksi Cia-Cia bisa dituliskan dalam Hangul.

Kita pasti senang luar biasa ya kala tahu Suriname ternyata ada yang pakai bahasa Indonesia dan Jawa. Hal yang sama juga dialami oleh orang-orang Korsel ketika tahu aksara mereka diadaptasi masyarakat Cia-Cia. Orang-orang negeri ginseng sangat mengapresiasi hal tersebut, bahkan beberapa kali mereka mampir ke Cia-Cia.

Tidak hanya itu saja, beberapa kali pemerintah Korsel mengirim bantuan ke sekolah-sekolah di Cia-Cia. Entah uang, barang-barang seperti komputer, atau bahkan undangan beasiswa ke Seoul untuk para guru di Cia-Cia. Hubungan harmonis ini tetap terjaga baik sampai sekarang. Bahkan katanya ada wacana kalau antara Pemda Bau-Bau dan pemerintah Korsel sepakat menjadikan daerah ini sebagai sister city-nya Seoul.

Baca Juga : Samin, Suku Polos Kental Akan Adat Istiadat yang Bercelana Pendek Pantang Berpoligami

Baca Juga : Inilah 4 Suku Gaib di Indonesia yang Keberadaanya Dipercaya Ada Meski Jarang Ditemui dan Misterius

Baca Juga : Inilah 4 Suku yang Paling Ditakuti Belanda Saat Masa Penjajahan, 2 Diantaranya dari Sumut


Hangul bisa sukses diimplementasikan di Cia-Cia nggak lepas dari peran anak-anak sekolah di sana. Ya, siapa yang menyangka jika mereka sangat menyukai aksara asing tersebut. Tidak seperti latin yang begitu-begitu saja, Hangul menurut anak-anak Cia-Cia sangat unik dan lucu.

Antusiasme anak-anak Cia-Cia berdampak sangat baik bagi eksistensi Hangul di sana. Bahkan bahasa asing itu pun menyebar luas serta menyedot minat sekolah-sekolah lain di sekitar Cia-Cia. Dengan begini masyarakat Cia-Cia pun sudah lega karena kultur takkan pernah hilang. Tak masalah memakai Hangul itu justru jadi semacam keunikan tersendiri.

Hangul seperti sudah merajai Cia-Cia hari ini. Nggak hanya masuk dalam kurikulum, aksara asing ini juga diimplementasikan di banyak hal. Kalau kamu ke sana, bakal ketemu tuh dengan plang-plang jalan yang bertuliskan Hangul. Unik nih dan mungkin hanya satu-satunya di Indonesia.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30