Kompleks Parlemen MPR/DPR Senayan, Jakarta, terdapat 7 pohon kelapa yang memiliki kisah mistis dan dipercaya sebagai penunggu di Gedung DPR tersebut. Pasalnya, pada saat pembangunan gedung ini banyak memakan korban.
Hal ini diungkap Kabag Pemberitaan dan Hubungan Lembaga dan Layanan Informasi MPR Purwadi, "pembangunan gedung itu selalu banyak korban," katanya.
Baca Juga:
Bagaimana Sih Rupa Kuntilanak Sebenarnya? Begini Menurut Penerawangan Furi Harun
Pria yang bekerja menjadi staf MPR sejak 1982 itu berujar, dari mitos turun-temurun yang didengarnya, ada 'ritual' tak biasa agar tak jatuh korban, yakni dengan menanam pohon kelapa di sekitar gedung utama Kompleks Parlemen tersebut.
"Jadi ditanam 7 pohon kelapa yang jumlahnya enggak pernah kurang dan enggak pernah lebih. Itu berada di kanan depan gedung," ujar Purwadi.
Gedung itu pula menjadi saksi reformasi 1998 karena ribuan mahasiswa menduduki gedung tersebut. Purwadi mengatakan, banyak hal-hal gaib lain yang kerap ia dan teman-teman seprofesinya rasakan.
"Pak Didi, Pak Tugimin pernah cerita juga pas dia lewat ada bau-bau wangi bunga cempaka. Banyak, macam-macam ada bau-bau enggak enak kayak bau busuk," kata Purwadi.
Dia pun mengaku sudah 'akur' dengan para penghuni gaib Kompleks Parlemen. Bahkan seolah-olah sudah menjadi teman seperjuangannya bekerja di lembaga tersebut.
"Sudah biasa, enggak takut kebetulan juga saya berasal dari desa yang enggak aneh dengan hal-hal gaib," tutup Purwadi.
Mangutip dari Teropongsenayan.com juga mengatakan, dulu pohon kelapa tersebut awalnya hanya satu dan sudah sangat tua. Cerita yang berkembang di lingkungan DPR, dulu ada beberapa orang mencoba menebang pohon tersebut, baik menggunakan alat sederhana hingga alat berat semacam traktor.
Kisah Mistis Risa Saraswati Rumahnya Dijadikan Tempat Berteduh Banyak Kuntilanak Setiap Hujan
Cerita Mistis Perajin Soal Gamelan Jawa, Konon Sering Berbunyi Sendiri
Namun tak ada juga yang bisa menebangnya. Lalu dicarilah 'orang pintar' berperawakan agak tua berasal dari sekitar Palmerah. Orang pintar tersebut kemudian berkomunikasi entah dengan siapa. Kemudian meminta izin untuk menebang pohon kelapa tersebut.
Dari komunikasi tersebut, orang tua itu mengatakan si 'penghuni' pohon memperbolehkan ditebang. Namun meminta syarat agar digantikan dengan pohon yang sama sebanyak tujuh buah. Usai ditebang, kemudian ditanamlah bibit pohon kelapa baru.
Sumber: Liputan6 & Teropong Senayan