Pasalnya di tengah wabah virus corona membuat semua kegiatan belajar mengajak di lakukan sec0ara daring atau online namun, sistem pembelajaran secara online, telah menyebabkan beban orang tua siswa meningkat untuk membeli paket data. Atas kondisi ini masyarakat Bintaran Yogyakarta menyediakan Layanan Internet Masyarakat (LIMas) dengan memasang wifi.
Tak hanya itu saja pasalnya Ketua Paguyuban Bintaran Bersatu, Reno Ardana mengatakan, ide pemasangan LIMas ini berawal dari banyaknya keluhan dari masyarakat. Semenjak pembelajaran daring, biaya paket data membengkak. Sementara tanpa paket data, anaknya tidak bisa mengikuti pendidikan yang disampaikan guru.
Baca Juga: Gawat, Sebanyak 11 Ibu Hamil di Surabaya Positif Terinfeksi Corona
Atas kondisi inilah, warga menginisiasi pembuatan LIMas dengan menggandeng PT Pelangi Surya Persada (PSP) salah satu penyedia provider internet. Menggunakan wifi dengan radius jangkauan 100 meter, permasalahan itu bisa diselesaikan. Kini anak-anak tetap bisa belajar dengan biaya yang sangat terjangkau.
“Dari keprihatinan itu, kita inisiasi pembuatan LIMas, dan ini benar-benar membantu. Tidak ada lagi keluhan paket data boros dan mahal,” katanya, Rabu 29 Juli 2020.
Setiap handpone yang dipakai untuk internet, cukup diisi dengan pulsa seharga Rp30 ribu. Mereka akan mendapatkan layanan internet selama 30 hari dengan akses unlimited. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan sebelumnya.
“Dulu tiga hari sekali beli paket data. Ini Full hanya Rp30 ribu sebulan unlimeted dan kecepatannya juga bagus,” katanya.
Tak hanya itu saja bahkan warga Bintaran Kidul, Kalurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Martiana (28) mengatakan selama ini untuk belajar daring menghabiskan hingga 10 GB. Artinya dalam satu bulan dia mengeluarkan biaya lebih dari Rp100.000 untuk membeli paket data.
“Ini sangat membantu warga sini, karena murah sekali,” katanya.
Direktur Partnership and Aplication PT PSP Kurniawan Madiharta mengatakan, PT PSP hanya suporting saja dalam program LIMas ini. Semuanya merupakan inisiasi warga dan hanya mendukung sebagai penyedia akses.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, PT KAI Daop 2 Operasikan KA Mutiara Selata
“Jadi kita pasang satu antene utama, kemudian dihubungkan dengan wifi denganr adius 100 meter,” katanya.
Tak hanya itu saja bahkan dari setiap penjualan pulsa Rp30.000, warga juga akan mendapatkan komisi senilai Rp5.000 yang dikelola paguyuban. Komisi ini bisa dipakai untuk kas warga dan mengembangkan jaringan.
“Untuk tahap awal ini free dulu, untuk membuktikan kecepatannya,” katanya.
Sumber:Detik