Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menutup Kota Kaesong, wilayah yang berbatasan dengan Korea Selatan karena ada seseorang yang diduga mengalami gejala COVID-19.
"Jika orang tersebut benar-benar terinfeksi virus corona, maka ia akan menjadi pasien pertama COVID-19 di Korea Utara," kata Kim Jong Un dilansir Kantor Berita Pusat Korea (KNCA), Minggu 26 Juli 2020.
Pengumuman lockdown tersebut diumumkan pada Jumat Sore lalu. KCNA menulis, kasus pertama COVID-19 tersebut dicurigai adalah pelarian ilegal dari Korea Selatan.
Berdasarkan hasil tes darah dan pernapasan, orang itu disebut telah terinfeksi virus corona. Dan orang-orang yang melakukan kontak dengan orang tersebut selama lima hari terakhir akan di karantina.
Baca Juga: Kronologi Kasus Covid-19 Pertama di Korea Utara
Sekedar informasi, Kaesong adalah sebuah kota dengan perkiraan 200.000 penduduk. Terletak di Utara perbatasan darat, kawasan ini dijaga ketat karena berbatasan dengan Korea Selatan. "Kawasan ini pernah menjadi komplek industri Korea yang dikelola bersama, namun terhenti pada 2016 di tengah ketegangan nuklir.
Sebelumya pada bulan lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung Korea Utara di Kaesong ini untuk memprotes kampanye aktivis Korea Selatan yang mengirim selebaran anti-pyongyang melintasi perbatasan.
Korea Utara, sebuah negara yang tertutup, sebelumnya mengatakan tidak ada kasus Covid-19 di negara itu - namun analis mengatakan itu tidak mungkin.
Baca Juga: Singapura dan Korea Selatan Alami Resesi Ekonomi di Tengah Wabah Corona, Bagaimana Nasib Indonesia?
Negara itu juga telah menutup perbatasannya dan menempatkan ribuan orang dalam isolasi selama enam bulan terakhir, seiring dengan penyebaran virus corona di seluruh dunia.
Salahkan Pembelot
Dilansir dari the Sidney Morning Herald, Minggu 26 Juli 2020, terdapat lebih dari 33.000 warga Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan selama 20 tahun terakhir untuk menghindari kemiskinan dan penindasan politik. Mereka membelot melalui perbatasan yang panjang atau singgah ke perbatasan China. Hanya sedikit pengungsi Korea Utara yang mau kembali ke tanah air mereka karena perbatasan antar-Korea yang bertabur ranjau.
Pemerintah Korea Selatan hingga saat ini tidak memiliki komentar langsung tentang pengumuman Korea Utara. Namun menurut ahli, menyalahkan negara lain hanyalah taktik untuk menekankan diplomatik.
Sumber: BBC, Liputan 6