Setelah Singapura dinyatakan resesi akibat pandemi Covid-19, Indonesia turut mewanti-wanti. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) akui, Indonesia bisa alami resesi ekonomi juga.
Namun, potensi esesi tersebut tidak akan terlalu dalam, seperti dikutip dari cnnindonesia.com, "Indonesia ada peluang tidak masuk resesi, kalau pun (ada peluang) resesi harapannya tidak dalam, mungkin sekitar nol persen atau lebih kecil dari itu di bawah nol persen," kata Kepala BKF Febrio Kacaribu, Jumat (24/7).
Pada kuartal kedua 2020 ini, pemerintah prediksi ekonomi Indonesia minus 4.3 persen. Namun, tetap berupaya akan membaik pada kuartal ketiga 2020, "Untuk menangani dampak ini stimulus harus diberikan.
Walaupun memang pada Juni 2020 ada tanda-tanda perbaikan. Ini yang ingin kami dorong supaya ke depan bisa tumbuh lebih solid lagi untuk kuartal III 2020," jelas Febrio.
Program Pemulihan Ekonomi dinilai berjalan cukup baik, salah satunya penyaluran bantuan sosial yang mencapai 45 persen dari total dana yang dialokasikan sebesar Rp. 203 triliun.
"Program bansos ada program keluarga harapan (PKH), bansos listrik.
Ini sudah sangat on track," ujar Febrio.
Menurut Febrio, perbankan telah salurkan kredit modal kerja dari pendaan pemerintah.
Dengan ini, dipercaya bisa bangkitkan lagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), "Kami usahakan dorong semua sektor pemulihan ekonomi nasional agar kuartal III 2020 tidak negatif, mudah-mudahan bisa di atas nol persen," jelas dia.
Meski demikian, pada kuartal pertama 2020, ekonomi Indonesia anjlok menjadi 2.97 persen. Penurunan yang signifikan dibanding tahun-tahun sbelumnya yan berkisar 4-5 persen.