Keren sekelompok pemuda ini memakai kostum bak tokoh film. Bukan untuk sekadar bergaya, mereka memakai kostum dalam aksi bersih-bersih sampah dan kampanye pelestarian alam di jalur pendakian Gunung Merapi dan Merbabu.
Bahkan Lilik Rudiyanto (29) warga Dusun Srodokan, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, bersama teman-temannya memakai kostum dalam kegiatan bersih-bersih jalur pendakian. Dia menceritakan awalnya dari aktivitasnya mendaki gunung sejak tahun 2008.
"Awal naik gunung itu kalau nggak salah tahun 2007-2008 di bukit Turgo Merapi dan Merbabu, pasti turunnya bersih gunung, mengambil sampah-sampah," kata Lilik saat dihubungi wartawan, Rabu 22 Juli 2020.
Baca Juga: Simak Yuk Dibalik Batik Bambu Mujur, yang Laku Keras di Eropa
Tak hanya itu saja bahkan Lilik juga mengaku bahwa setelah melihat kondisi sekitar jalur dan pos pendakian kotor, dia hanya spontan mengambil sampah yang ditinggalkan atau dibuang sembarangan oleh pendaki lain.
"Hanya reflek saja. Spontan, tidak ada tujuan tertentu, pokoknya setiap ada sampah diambil. Ya biar bersih saja," ungkapnya.
Namun setelah itu Lilik bertemu dengan beberapa teman yang juga tinggal di lereng Gunung Merapi daerah Magelang dan Boyolali. Mereka adalah Sulistyo, Wawan Herman, Mardi Santoso, Andrian Januriyanto, Hakim dan Ristyanto.
"Saya dulu kan pernah naik dengan kelompok lain, tapi responnya tidak semangat kalau diajak mengambil sampah. Lalu ketemu dengan teman-teman dari Dukun Magelang, Boyolali dan ternyata punya pemikiran yang sama," urainya.
Awal kegiatan bersih-bersih gunung, dia belum menggunakan kostum. Baru pada awal 2017 tujuh orang pemuda ini mulai mengenakan kostum tokoh super hero.
"Saya yang bikin kostum, karena saya kan usaha sablon kaos. Ya menggunakan sisa-sisa bahan saya jahit sendiri. Dulu di Merbabu itu saya bawa kostum tapi pada malu memakainya dan hanya saya yang memakai," ungkapnya.
Baca Juga: Seram! Kisah Horor Winarsih Satu Bus dengan Pocong
Tak hanya itu saja bahkan kostum yang digunakan antara lain dari tokoh film kartun Son Goku, tokoh film Wiro Sableng, kemudian tokoh film Kera Sakti yaitu Pat Kai dan Sun Go Kong, dan karakter film lainnya. Menurutnya dengan tampilan yang mencolok, upaya sosialisasi bersih gunung bisa semakin mudah.
"Kan kalau menarik orang jadi memperhatikan apa yang dilakukan. Jadi ini sebagai bentuk sosialisasi pelestarian alam," bebernya.
Tak hanya itu saja bahkan bukan hanya sosialisasi, edukasi juga mereka lakukan kepada pendaki lain. Apalagi dengan kostum itu banyak pendaki dari luar daerah yang tertarik dan mengajak berfoto.
"Setiap ketemu pendaki ya kita ajak ngobrol, karena kita memakai kostum kan mereka menjadi tertarik ada yang mengajak foto juga. Kita jadi bisa ngobrol santai sambil sedikit-sedikit memberikan edukasi lah, seperti sampahnya dibawa turun ya, dan lain-lain," katanya.
Kegiatan menanam bibit dan bersih gunung ini baru dilakukan di dua gunung yakni Merbabu dan Merapi. Dua gunung tersebut dipilih karena dekat dengan tempat tinggal mereka.
Tak hanya itu saja bahkan, saat ini kegiatan bersih gunung untuk sementara berhenti akibat pandemi COVID-19.
Baca Juga: Nonton Film Pembunuhan, Pria Cilacap Sodomi 30 Bocah
"Biasanya sampah plastik, ada bungkus makanan, bekas minuman mineral. Sekali turun itu bisa bawa sampah sampai dua trash bag besar nanti diserahkan ke basecamp," bebernya.
Bahkan dia juga mengaku, bahwa kegiatan bersih gunung dengan memakai kostum ini banyak dikomentari masyarakat. Ada yang merespons positif ada yang tidak.
Tak hanya itu saja bahkan mereka juga sempat dicap ingin mencari sensasi. Namun, Lilik tak pernah menggubris hal itu. Sebab, baginya kelestarian lingkungan yang paling penting.
Sumber:Detik