Kisah Indra Rudiansyah Bikin Vaksin Covid-19 di Oxford

Kisah Indra Rudiansyah Bikin Vaksin Covid-19 di Oxford

Ahmad
2020-07-22 15:20:45
Kisah Indra Rudiansyah Bikin Vaksin Covid-19 di Oxford
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Mahasiswa S3 jurusan Clinical Medicine asal Indonesia di Universitas Oxford, Indra Rudiansyah turut terlibat dalam pengembangan vaksin virus corona Covid-19. Kisah keterlibatan mahasiswa asal Indonesia ini sebelumnya viral di Twitter.

Akun @wpusparini memberikan informasi bahwa Indra turut serta dalam pengembangan vaksin Covid-19 di Universitas Oxford. Dalam produksi vaksin, Oxford bekerja sama dengan AstraZeneca. 


Dilansir CNN, Rabu 22 Juli 2020, Indra bercerita mengenai keterlibatannya dalam pengembangan vaksin di Universitas Oxford. Ia mengatakan sebelum menjadi pandemi, dirinya tak terlibat dalam pengembangan vaksin meski Oxford telah mulai melakukan pengembangan. 

"Awal Covid-19 muncul di awal Januari lalu, kolega saya sudah memulai proyek ini tapi ini khusus untuk tim emerging patogen disesase, kalau saya di tim Malaria, bukan tim khusus di Covid," kata Indra.

Indra menjelaskan ia baru terlibat dalam Gugus Pengembangan Covid-19 di Oxford setelah Covid-19 telah ditetapkan sebagai pandemi. Pemimpin pengembangan membuka kesempatan bagi seluruh mahasiswa, staf, maupun post doctoral untuk bergabung ke tim pengembangan.

Indra bercerita bahwa dirinya ditempatkan di pengujian untuk melihat respons antibodi dari orang yang sudah diberikan vaksin. Menurutnya hal ini penting untuk melihat efek samping maupun kemanjuran vaksin.

"Saya dapat bagian meneliti respons dari sukarelawan. Jadi orang-orang yang sudah di imunisasi diambil sampelnya oleh tenaga medis kemudian diproses. Serumnya digunakan oleh saya untuk melihat apakah mereka mererspons vaksin itu positif atau tidak ke vaksin," ujar Indra.

Indra bercerita jumlah tim di Oxford berjumlah ratusan orang, sebab Oxford mengembangkan vaksin dengan kecepatan luar biasa. Indra menjelaskan biasanya untuk mendapatkan data uji klinis fase I vaksin baru dibutuhkan waktu 5 tahun. Tim Oxford mampu mendapatkan data uji klinis fase 1 hanya dalam waktu 6 bulan. 

Di sisi lain, ia mengatakan tak khawatir terekspos Covid-19 di laboratorium karena sudah menerapkan protokol kesehatan hingga Alat Perlindungan Diri (APD). Ia juga mengatakan laboratorium menerapkan jarak sosial atau physical distancing. 

Indra mengatakan  protokol kesehatan di laboratorium juga berubah secara dinamis. Pihaknya selalu memperbarui protokol kesehatan itu.

"Harapan saya tentu ingin kembali ke normal, pandemi bisa berakhir. Ketika sudah ada vaksin semoga semua orang yang butuh vaksin, terutama orang-orang dalam populasi krisis bisa dapat vaksin lebih awal," tutur Indra.




Sumber: CNN


Share :

HEADLINE  

Prabowo, Titiek dan Didit : Maaf Lahir dan Batin

 by Ramadhan Subekti

March 31, 2025 10:00:00


Prabowo dan Gibran Akan Salat ID di Masjid Istiqlal

 by Ramadhan Subekti

March 31, 2025 01:00:00


Azizah-Arhan Nonton Timnas Indonesia, Andre Rosiade Dikerjai

 by Dimarirenal

March 26, 2025 15:10:00