Sinovac Biotech Ltd. adalah perusahaan biofarmasi yang berbasis di Beijing, China. Perusahaan ini fokus pada penelitian, pengembangan, pembuatan, dan komersialisasi vaksin yang melindungi terhadap penyakit menular manusia.
Portofolio produk Sinovac termasuk vaksin untuk hepatitis A dan B, influenza musiman, pandemi influenza H5N1 (flu burung), influenza H1N1 (flu babi), gondongan dan rabies anjing.
Sekedar informasi, Indonesia menjadi salah satu lokasi pengujian vaksin virus corona buatan perusahaan China Sinovac Biotech. Pengujian di Indonesia akan dilakukan bersama Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Baca Juga: Ini Sosok Wiku Adisasmito, Jubir Penanganan COVID-19 Pengganti Achmad Yurianto
Dilansir dari CNN, Selasa 21 Juli 2020, Sinovac telah mengajukan permohonan obat baru ke China Food & Drug Administration untuk vaksin enterovirus 71 miliknya. Vaksin tersebut diklaim terbukti efektif dalam mencegah penyakit tangan, kaki dan mulut pada bayi dan anak-anak selama uji coba fase III.
Selain Indonesia, pengujian tahap III vaksin Sinovac juga dilakukan di Brasil dan Banglades.
Dikesempatan lain, PT Bio Farma (Persero) menargetkan dapat memproduksi 40 juta dosis vaksin virus corona pada tahap awal. Perusahaan siap memproduksi setelah uji klinis selesai dan surat izin edar diterbitkan oleh pemerintah.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan jumlah produksi vaksin virus corona akan ditingkatkan secara bertahap. Setelah 40 juta dosis, perusahaan akan menaikkannya menjadi 100 juta dosis per tahun dan maksimal 250 juta dosis per tahun.
"Tapi untuk tahap pertama sesuai target penyelesaian uji klinis Januari 2021, pada saat selesai uji klinis dan izin edarnya keluar, kami sudah menargetkan untuk bisa selesai sekitar 40 juta dosis per tahun," ungkap Honesti dalam video conference, Selasa 21 Juli 2020.
Sekedar informasi, Pada tanggal 19 Juli 2020 sebanyak 2.400 vaksin telah tiba di Indonesia. Kedatangan vaksin Covid-19 dari Sinovac akan digunakan untuk kebutuhan fase uji klinis tahap 3 pada Agustus 2020 mendatang.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir mengingatkan agar masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat. Sebab, vaksin virus corona baru bisa diproduksi tahun depan.
Baca Juga: Survei Indikator: Publik Tak Tahu RUU HIP, Setuju Jokowi Reshuffle Kabinet
"Jadi dari sekarang sampai awal tahun depan penting sekali untuk disiplin. Protokol kesehatan harus dijalankan," kata Erick.
"Tetapi terapi kesembuhan kita terus lakukan dan Insyaallah sesuai dengan komitmen daripada pemerintah dan Pak Presiden, kami akan lakukan ini sebaik-baiknya," jelas Erick.
Sumber: CNN