Kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia masih terus bertambah.
Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta gerakan nasional disiplin protokol kesehatan untuk dimasifkan.
"Memasifkan kembali gerakan nasional disiplin terhadap protokol kesehatan, mengenai jaga jarak, penggunaan masker, cuci tangan," kata Jokowi dalam rapat terbatas 'Percepatan Penanganan Dampak Pandemik Covid-19' yang disiarkan YouTube Setpres, Senin 13 Juli 2020.
Baca Juga: Kasus Corona Semakin Liar, Jokowi Minta Masifkan Disiplin Protokol Kesehatan!
"Karena dari survei yang kita lihat misalnya, saya mendapat laporan saat ke Jatim, survei mereka di Jatim 70 persen masyarakat tidak menggunakan masker," ujarnya.
Dia meminta TNI hingga tokoh masyarakat untuk dilibatkan dalam gerakan nasional disiplin protokol kesehatan ini.
"Ini mobilisasi yang saya inginkan, mobilisasi di TNI, Polri, ormas, tokoh, di kampus semua digerakkan untuk ikut mengampanyekan ini dan sekaligus melakukan pengawasannya," kata Jokowi.
Disaat yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya 3 T yaitu 'testing, tracing, treatment' dalam penanganan penyebaran virus Corona saat ini. Ada 8 provinsi yang menjadi prioritas.
"Ada 3 hal yang ingin saya sampaikan yaitu tetap pada concern kita untuk memastikan 3T: testing, tracing, dan treatment," kata Jokowi.
Secara khusus, Jokowi memberikan perhatian khusus pada 8 provinsi. Dia meminta jumlah tes, pelacakan (tracing) dan penanganan kasus (treatment) diprioritaskan di 8 provinsi itu.
"Saya minta ini diberikan prioritas khusus untuk testing, tracing, dan treatment ini di 8 provinsi," ungkapnya.
"Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut dan Papua," tambah Jokowi.
Berikut arahan lengkap Jokowi:
Rapat terbatas pagi ini kita akan evaluasi dan beberapa hal yang harus menjadi perhatian.
Saya tidak ingin menyampaikan banyak hal tetapi saya ingin memberikan apa yang segera harus kita lakukan menyikapi adanya kenaikan kasus positif yang kasus baru yang bertambah, saya kira terakhir kita ada kasus positif 1.681 yang pada hari Kamis yang lalu juga berada pada posisi 2.500 kasus positif karena ada kasus di Secapa.
Ada 3 hal yang ingin saya sampaikan pada pagi hari ini yaitu tetap pada concern kita untuk memasifkan 3T testing, tracing, dan treatment dengan prioritas, saya minta ini diberikan prioritas khusus untuk yang testing, tracing, dan treatment ini di 8 provinsi yaitu Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut, dan Papua.
Baca Juga: Usai Penerapan New Normal, Kapan Puncak Pandemi Corona di Indonesia?
Untuk tes harus ditingkatkan jumlah PCR test dengan menambah jumlah lab-lab yang ada di daerah plus mobile lab PCR yang kita harapkan nantinya target sesuai yang saya sampaikan itu bisa tercapai 30 ribu dan tracing penelusuran untuk ODP maupun PDP, kemudian memberikan isolasi mandiri dan treatment ini peningkatan fasilitas kesehatan rumah sakit khususnya bed, APD, obat-obatan, ventilator, kamar isolasi yang ini juga masih memerlukan tambahan-tambahan untuk provinsi-provinsi yang tadi sebut. Kalau memang kekurangan, ini agar Kementerian Kesehatan bisa menyampaikan kepada Menteri PU untuk segera diselesaikan
Kemudian yang kedua, pengendalian wilayah perbatasan dan perjalanan serta transportasi lintas wilayah. Ini betul-betul di... kita harus jadikan perhatian lagi karena imported cases dari luar negeri juga kita lihat meningkat.
Kemudian yang ketiga, ini yang terus harus kita berikan tekanan mengenai komunikasi yang partisipatif. Komunikasi yang membangun kepercayaan, membangun trust, yang berbasis pada ilmu pengetahuan, sains, dan juga data sains guna membangkitkan partisipasi masyarakat terutama yang rentan.
Kemudian juga memasifkan kembali gerakan nasional disiplin terhadap protokol kesehatan: mengenai jaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan. Karena dari survei yang kita lihat misalnya saya mendapatkan laporan saat ke Jatim, survei mereka di Jatim itu 70 persen masyarakat tidak menggunakan masker. Ini mobilisasi yang saya inginkan mobilisasi di TNI Polri, relawan, ormas, tokoh di kampus semuanya digerakkan untuk ikut mengkampanyekan ini dan sekaligus melakukan pengawasannya.
Saya rasa itu mungkin yang bisa saya sampaikan sebagai pengantar untuk ratas pada pagi hari ini dan saya harapkan nanti yang disampaikan adalah bukan laporan... (tapi-red) apa yang harus kita kerjakan, problem lapangannya apa, dan pendek-pendek, kita ingin ini segera bergerak di lapangan karena kondisi seperti di Jakarta laporan terakhir yang saya terima angka positivity rate-nya melonjak dari 4 sampai 5 sekarang sudah 10,5 persen. Ini tolong betul-betul dijadikan perhatian.
Saya rasa itu, silakan pak menko atau para menteri. Sekali lagi tolong tidak usah memberikan laporan tetapi apa yang tadi saya sampaikan tolong diberikan tanggapan.
Sumber: YouTube Setpres