Situ Sanghyang di Tasik, Menyimpan Cerita Legenda dan Sering Terjadi Fenomena Mistis Pertanda Bakal ada Sebuah Kejadian

Situ Sanghyang di Tasik, Menyimpan Cerita Legenda dan Sering Terjadi Fenomena Mistis Pertanda Bakal ada Sebuah Kejadian

Ekel Suranta Sembiring
2020-07-11 11:25:19
Situ Sanghyang di Tasik, Menyimpan Cerita Legenda dan Sering Terjadi Fenomena Mistis Pertanda Bakal ada Sebuah Kejadian
Situ Sanghyang (foto: motorplus)

Situ Sanghyang merupakan objek wisata menawarkan panorama yang eksotis dan Romantis juga terselip mistik. Danau yang berada di dua desa, yakni Desa Cibalanarik dan Cilolohan, Kecamatan Tanjungjaya, merupakan kebanggaan Kabupaten Tasikmalaya.

Di danau ini, sering tersiar kabar adanya fenomena yang dikaitkan dengan mistik yakni sering terlihat berpindahnya rimbunan pohon kiara, maju dengan sendirinya ke tengah danau. Fenomena tersebut dijadikan totonden (pertanda) bakal adanya sebuah kejadian.

Baca Juga: Danau Setu Patok di Cirebon, Meyimpan Cerita Terbentuknya Danau hingga Tempat Pengobatan Caleg Setres

Baca Juga: Ritual Tabur Garam di Jalur Nagreg Jabar ini Pertanda Pengguna Jalan Akan Celaka, Benarkah?

Baca Juga: Kisah Kapten Rivai Mengancam akan Tembak Mati Anak Buahnya Bila Melibatkan Praktik Mistis Melawan Belanda di Gunung Cikuray Garut

Danau ini juga menyimpan cerita legenda. Sebelum terjadinya nama situ terlebih dahulu muncul nama sanghyang. Nama Sanghyang itu sendiri terjadi dari sebuah peristiwa sejarah yakni riuhnya suara yang saling berbenturan.

Konon menurut cerita, Bermula, seorang pangeran menculik seorang wanita cantik jelita, isteri seorang Resi dari Kebataraan Galunggung. Saat sang resi pulang dari laku tirakat tapa bratanya, isterinya sudah dibawa kabur sang pangeran.

Resi kemudian mencarinya hingga ke sebuah daerah yang dikenal dengan nama Saung Gantang. Ditempat itu ternyata tengah berlangsung pesta besar-besaran selama 7 Hari 7 Malam, yang ternyata isterinya sendiri yang menjadi mempelai wanitanya.

Berulang kali sang Resi berteriak namun tidak ada yang menanggapinya dikarenakan riuhnya suara pesta. Sang Resi yang sudah menjelma menjadi Budak Buncir kemudian memanggil segerombolan anjing untuk mengacaukan pesta tersebut.

Suara gonggongan anjing diluar kemudian beradu dengan suara riuhnya pesta, lama kelamaan suaranya seperti ngahiang.

Jadi nama sanghyang itu tercipta dari riuhnya dua suara yang beradu. Dan nama sang sendiri merupakan sang pelaku, yakni sang resi dan sang pangeran.

Adapun terjadinya Situ dikarenakan sang pangeran merasa terganggu dengan suara-suara diluar dan merasa terpancing dengan tantangan si buncir. Si Buncir akan berguru jika seandainya sang pangeran dan para punggawanya bisa mencabut 7 batang lidi yang berjejer.

Karena tidak ada yang sanggup mencabut lidi, dengan kesaktian sang resi, dari lubang batang lidi yang di cabut keluar air yang tidak terbendung dan membentuk sebuah situ/danau.

Baca Juga: Lawang Saketeng di Cirebon, Tempat Kejaraan Makhluk Gaib, Benarkah?

Baca Juga: Batu Lonceng dan Batu Kujang di Bandung, Menyimpan Cerita Kekuatan Magis Hingga Tanda-tanda Indonesia Ditimpa Musibah

Baca Juga: Batu Senapan di Bandung, Dipercaya akan Menembakkan Peluru ke Beberapa Desa Sekitar Ketika Kiamat, Benarkah?

Resi pun mengeluarkan supata (Kutukan), semua yang ikut tenggelam bersama pangeran menjelma menjadi Ikan. 

Sejak terbentuknya situ banyak keangkeran didaerah tersebut. Burung yang melintas didanau dan yang meminum air hilang tak berbekas. Kendati ada situ namun airnya tidak bisa dimanfaatkan warga.

Sumber: Nolduanews.com


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30