Lawang Saketeng yang berada di Bukit Garawuan, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merupakan suatu kawasan berupa perbukitan yang terdiri dari pesawahan dan pepohonan.
Kawasan ini berada di tiga desa, yaitu Desa Munjul, Belawa, dan Cipeujeuh Kulon. Dan merupakan perbatasan antara 2 kecamatan, yakni Kecamatan Astanajapura dan Lemahabang.
Baca Juga: Dibalik Kisah Tragis Curug Pengantin di Bandung dapat Meningkatkan Aura yang Memesona, Benarkah?
Kawasan ini terlihat hanya biasa-biasa, tetapi menurut cerita masyarakat, konon katanya Lawang Saketeng merupakan sebuah kerajaan yang dihuni oleh makhluk tak kasat mata. Mitos ini bahkan kerap diputar di radio-radio Cirebon era tahun 60 hingga 70an, dalam bentuk cerita Pantun Si Beton.
Dilansir dari Dejabar.id, seorang petani mangga di Kecamatan Lemahabang bernama Saryam mengatakan, mitos soal Lawang Saketeng di Garawuan sudah ada sejak dahulu, dan secara turun-temurun tidak berubah.
Saryam menceritakan, Lawang Saketeng sendiri mempunyai makna, yang terdiri dari Lawang yang artinya pintu atau gerbang, dan Saketeng yang artinya sejumlah uang. Sehingga, konon cerita para leluhur dahulu, jika orang mau masuk dan melewati Lawang Saketeng di Garawuan, maka harus membayar sejumlah kompensasi sebesar saketeng.
Saryam melanjutkan, terdapat seorang warga yang pernah mengalami kejadian aneh, yang tiba-tiba bertemu banyak orang dan melihat barang-barang yang terbuat dari emas di sekeliling bangunan yang mirip keraton kerajaan.
Baca Juga: Sumur Jalatunda di Jateng, Sumur Besar Dapat Mengabulkan Keinginan, Begini Ritualnya
Baca Juga: Kisah Misteri Kampung Gajah Wonderland yang Dulunya Wahana Bermain di Bandung Kini Menjadi Angker
“Dulu ada tetangga kami yang pernah mengalami kejadian aneh, katanya dia telah masuk di Garawuan, tapi dia melihat banyak orang dan banyak barang yang terbuat dari emas seperti beliung emas, perkakas rumah tangga, dan semuanya dari emas di sekitar keraton,” tuturnya.
Beruntung, lanjutnya, tetangganya tersebut bisa kembali pulang ke rumah, karena katanya dia disuruh pulang oleh orang-orang di sana agar kembali ke keluarganya.