Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sangat khawatir dengan potensi krisis ekonomi dunia tahun ini.
Sebab, banyak lembaga internasional yang sudah memprediksi kontraksi ekonomi global tahun ini akan sangat dalam.
Menanggapi hal itu, dia pun meminta para menterinya untuk bekerja tidak seperti biasanya. Dia ingin semua menteri merasa bekerja seolah-olah sudah dalam kondisi krisis.
Baca Juga: Sekitar 7 Juta Babi Ternak Berada di Indonesia, Berpotensi Virus G4 Mewabah?
"Tadi di depan saya sudah minta, kita harus memiliki sense of crisis yang sama. Regulasi sederhanakan, SOP sederhanakan. Sesuai dengan keadaan krisis yang kita hadapi. Semua negara sekarang ini mengalami itu, kerjanya cepet-cepetan. Ini kita berkejar-kejaran dengan yang namanya waktu. Jadi sekali lagi ganti channel dari channel normal ke channel krisis," ujarnya saat membuka rapat terbatas yang membahas serapan anggaran seperti dilansir Kamis 9 Juli 2020.
"Kalau endak, ngeri saya terus terang saya ngeri. Di kuartal III ini. Ini kuncinya di kuartal III. Saya melihat memang setelah kita rapat kabinet di sini ada pergerakan yang lumayan. Tapi belum sesuai dengan yang saya harapkan. Sudah bergerak lebih baik, sudah bergerak lebih bagus, tapi belum," ujarnya.
Sekedar informasi, ekonomi Indonesia juga tengah dihantui resesi. Kuartal II-2020 sudah dipastikan pertumbuhan ekonomi akan minus.
Jika kuartal III-20202 kembali minus maka sudah dipastikan ekonomi RI masuk dalam jurang resesi.
Baca Juga: Yusril Ihza Mahendra, Sebut Putusan Mahkamah Agung Tak Bisa Batalkan Kemenangan Jokowi-Amin
Jokowi pun mengaku akan memantau setiap hari penggunaan anggaran setiap kementerian. Dia minta agar serapan anggaran dikebut untuk belanja di dalam negeri. Sementara untuk belanja produk luar negeri dia minta direm.
Sumber: Biro Pres Setpres