Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan eucalyptus sebagai produk antivirus Corona dalam berbagai macam bentuk. Antara lain kalung aromatherapy, minyak roll on, balsen, diffuser oil, dan inhaler.
Berikut fakta menarik produk eucalyptus karya Kementan dilansir dari berbagai sumber:
1. Belum diuji pada sampel COVID-19
Kepala Balitbang Kementan Fadjry Djufry mengatakan produk eucalyptus yang dikembangkan pihaknya tidak pernah diklaim sebagai antivirus Corona. Pasalnya, produk eucalyptus yang dikemas dan dilabeli sebagai 'antivirus' Corona ini belum pernah diuji pada sampel asli COVID-19 (SARS-CoV-2).
Baca Juga: Di Bandara Soekarno Hatta, Penumpang Bisa Ikut Rapid Test, Harganya Rp. 199 Ribu, Dapat Apa Aja?
2. Punya izin edar BPOM dan hanya sebatas jamu
Kementan memproduksinya menjadi 5 produk antara lain kalung aromatherapy, minyak roll on, balsem, diffuser oil, dan inhaler. Namun, baru 3 produk yang memperoleh nomor paten Badan POM yakni kalung aromatherapy, minyak roll on, dan inhaler. Kepala Balitbang Kementan Fadjry Djufry mengungkapkan, ternyata izin paten yang diperoleh dari BPOM hanyalah sebagai produk jamu.
Menurut Fadjry, produk eucalyptus yang dikemas Balitbangtan dengan tulisan 'antivirus Corona' hanyalah prototipe yang tak akan diperjualbelikan. Selain itu, alasan pihaknya menulis 'antivirus Corona' ialah sebagai penyemangat bagi para peneliti dari Balitbangtan untuk terus mengembangkan produk hingga betul-betul bisa menjadi antivirus Corona.
Baca Juga: Viral Warga Filipina Heboh, Ada Kelelawar Seukuran Manusia
"Ini antivirus tulisan ini karena protoype saja. Tapi ini kita akan menuju ke sana. Jadi ini penyemangat teman-teman peneliti kita, bahwa kita akan menuju ke sana. Tapi ini kan tidak kita perjualbelikan, ini sekadar prototype yang kita miliki, seperti itu," tegas Fadjry.
Sumber: Detik.com, kompas.com