Banyak menyebar di kalangan masyarakat awam bahwa daging kambing bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Tidak heran banyak yang menghindari mengkonsumsi daging kambing terseut.
Namun apakah benar daging kambing dapat menyebabkan hipertensi? Ternyata, itu hanya sebuah mitos jika daging kambing dapat memicu tekanan darah tinggi.
“Sebenarnya itu adalah mitos bahwa daging kambing bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Daging kambingnya itu sendiri tidak menyebabkan tekanan darah tinggi, tetapi mungkin dalam proses memasak daging kambing tersebut yang bisa memicu tekanan darah tinggi,” ujar Ardy Brian Lazuardi, Master of Science in Nutrition and Health dari Wagening University, Belanda, dalam Webinar Series Health and Nutrition Tropicana Slim, pada Selasa, 30 Juni 2020.
Ardy menjelaskan, jika memasak daging kambing dengan penambahan sodium yang terlalu banyak, kemungkinan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Sebab kandungan sodium yang berlebihan tersebut.
Baca juga: Tak Disangka! Ternyata Inilah 4 Manfaat Menangis untuk Kesehatan Tubuh
“Daging kambing sebenarnya tidak jauh berbeda dengan daging sapi. Namun memang masakan yang berbahan dasar daging kambing itu identik dengan santan, kecap, atau garam. Bahan-bahan inilah yang kemungkinan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi tersebut. Jadi kalau dagingnya saja sebenarnya tidak menyebabkan hipertensi,” tutur Ardy.
Untuk itu, Ardy menyarankan dalam menyajkan atau memasak daging kambing sebaiknya hindari bahan-bahan yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Untuk itu kalau ingin memakan daging kambing agar tidak tidak menambahkan kecap.
Baca juga: Catat! Ternyata Ini Manfaat Mendengarkan Musik Bagi Kesehatan
"Kalau mau pakai kecap, pakai kecap yang rendah gula. Dan kalau ingin memasak menggunakan santan, bisa diganti santannya dengan susu almond. Sehingga tidak menyebabkan tekanan darah tinggi,” ujar Ardy.
“Santan sendiri memiliki kandungan lemak yang tinggi, terutama lemak jenuh atau lemak jahat. Tingginya konsumsi lemak jenuh berkaitan dengan peningkatkan kadar kolesterol yang merupakan faktor risiko penyakit jantung,” tambah Ardy.