Di Gampong Trieng Pantang, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh terdapat sebuah semak-semak pohon bambu.
Pada waktu tertentu, ramai-ramai warga menjinjing belanga dan kuali menuju ke semak-semak pohon bambu tersebut. Sesampainya di lokasi, api mulai dinyalakan, ayam, ikan dan beras mulai dimasak di bawah pohon bambu yang rindang itu.
Terdengar suara bacaan ayat-ayat Al-quran berupa Surat Yasin yang dibacakan dari mulut ratusan laki-laki dan perempuan yang mendatangi tempat tersebut. Ya, tahlilan tahunan begitu warga menyebutnya.
Baca Juga: Jenguk Ayahnya di Rutan, Putri John Kei Ceritakan Kondisi Hubungan Keluarganya
Lantunan doa juga dipanjatkan oleh pemuka agama di tempat itu. Apa sebenarnya terjadi? Ternyata ada kisah dan mistis tersembunyi yang dipecayai warga di pohon bambu yang tumbuh berjajaran di gampong yang dihuni ribuan masyarakat itu. Tahlilan dan yasinan dan doa serta berbagai kegiatan religi digelar tiga malam berturut-turut sebelum acara puncak berupa kenduri dilakukan.
Dikutip dari ajnn.net, Keuchik Gampong, Trieng Pantang, Hasanuddin mengatakan, bambu tersebut memiliki banyak sejarah, pohon bambu yang diperkirakan tumbuh pada tahun 1607 silam itu, tidak ada warga yang berani untuk memotongnya dan mengambil untuk keperluan lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan tahlilan.
“Tidak ada warga yang berani mengambil bambu itu, karena jika diambil dan dibawa pulang kerumah, menurut warga setempat akan terjadi sesuatu hal yang tidak baik, itulah kenapa bambu itu disebut “Trieng Pantang”,” katanya.
Para Pemuka agama, melantunkan doa dan meminta dijauhkan dari marabahaya dan sebagai tanda syukur atas rezki yang diperoleh penduduk setempat. Bukan hanya warga gampong itu, tahlilan juga diikuti oleh sejumlah warga dari gampong tetangga ikut serta.
“Selama ini masyarakat setempat, sangat antusias menjaga dan merawat pohon-pohon bambu yang berbentuk lingkaran itu. Menurut cerita, pohon bambu ini sudah lama tumbuh sebelum tahun 1607, sebelum masa kerajaan Sultan Iskandar Muda dan di bawah pohon bambu ini jadi tempat persinggahan Sultan Iskandar Muda,” ungkap Keuchik.
Baca Juga: Mia Khalifa Ngaku Teringat Masa Lalu, Setelah Tobat Jadi Bintang Porno
Di lokasi pohon bambu itu, warga juga mendirikan sebuah pondok berukuran, 4x4 meter dilengkapi dengan sumur cincin dan diberi lapu penerang. Selain itu, tempat itu juga kerap dijadikan sebagai tempat wisata religi. Sementara untuk pengunjung siapapun diperbolehkan.
Sumber: ajnn.net