Pulau Derawan merupakan salah satu pulau yang indah di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Pulau ini mungkin banyak orang yang belum pernah singgah tetapi nama pulau tersebut mereka sudah pernah mendengar namanya.
Penamaan sebuah tempat biasanya berdasarkan ciri-ciri tertentu, atau peristiwa besar yang pernah terjadi, bisa juga dari nama seorang tokoh yang terkenal. Tapi tidak jarang, nama-nama itu diperoleh dari mitos warga setempat.
Baca Juga: Mengintip Kecantikan Pulau Manimbora di Kaltim, Menyimpan Misteri Tumpukan Tulang Manusia
Nama Pulau Derawan sendiri berasal dari sebuah mitos romantis, tidak jelas siapa yang yang pertama kali mengisahkan kisah sedih itu.
Dikutip dari Tribun news, mantan wakil Bupati Berau bernama Ahmad Rifai mengatakan, "dulu ada dua keluarga yang akan melangsungkan pernikahan di Pulau Panjang,” kata Rifai mengawali kisah itu.
Bak seorang pendongeng, Rifai sesekali mengangkat tangannya untuk memperagakan bagaimana sebuah keluarga berkumpul sebelum berlayar menuju Pulau Panjang.
“Semua anggota keluarga dikumpulkan, kapal disiapkan, layar dinaikkan,” ujarnya seraya menggerakkan tangan seperti orang sedang menarik tali ke bawah.
Pasangan yang akan menikah itu tinggal di pulau berbeda, namun mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan di Pulau Panjang.
“Jadi keluarga laki-laki bersama ibunya bersiap-siap berangkat, demikian juga keluarga mempelai wanita mengajak ibu dan kakak lelakinya sebagai wali nikah,” kata Rifai dengan wajah serius.
Di tengah perjalanan yang maha luas mereka bertemu di suatu jalur. Namun tak lama setelah itu, angin kecang dan ombak besar mengombang-ambingkan kapal. “Yang di atas kapal ini berteriak-teriak ketakutan,” katanya lagi.
Ombak yang tinggi dan angin kencang itu akhirnya mendorong kapal-kapal itu ke sebuah karang.
“Kapalnya pecah, penumpangnya tenggelam. Anak perawan yang mau menikah tadi, akhirnya menjadi Pulau Derawan (perawan), ibunya berubah menjadi Pulau Semama (mama) dan kakaknya berubah menjadi Pulau Kakaban (kakak),” tuturnya.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Nondoi di Kaltim, Tradisi Adat Beraura Mistis, ini Tujuannya
Seluruh anggota keluarga itu pun berubah menjadi pulau, termasuk calon mempelai pria yang berubah menjadi Pulau Sangalaki (laki-laki), sementara calon mertua mempelai wanita dalam kisah tadi menjadi Pulau Maratua (Mertua).
“Tapi itu hanya cerita masyarakat saja, kita tahu pulau itu terbentuk dari peristiwa geologis ribuan atau jutaan tahun lalu,” kata Rifai mengakhiri cerita itu.
Sumber: Tribun News