Di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Provinsi Sumatera Selatan tepatnya di Desa Waysalak, Kecamatan Jayapura terdapat bukit menyimpan misteri bernama Bukit Bedil.
Nama belakang bukit tersebut tentu sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat karena merupakan sebuah senjata yang digunakan baik untuk berperang maupun untuk mengusir hama tanaman dan binatang buas yang kerap menganggu tanaman masyarakat.
Namun nama bedil yang disematkan pada bukit tersebut bukan hanya karena sekilas mirip atau berbentuk bedil, namun menurut cerita masyarakat sekitar dipuncak bukit tersebut setiap beberapa minggu sekali selalu terdengar sebuah ledakan seperti ledakan bedil yang menggema dan terdengar dengan jelas.
Baca Juga: Serem! Ini Cerita misteri Rambut Hantu Banyu Sungai Musi, Sumsel
Meski tidak ada yang melihat dan menyaksikan secara langsung dari dekat asal suara tersebut. Namun masyarakat meyakini bahwa suara tersebut berasal dari puncak bukit bedil yang terdengar setiap waktu tertentu yang tidak diketahui secara pasti apakah siang, pagi, sore atau malam suara mirip tembakan bedil tersebut terdengar.
Dikutip dari Tribun Palembang, seorang masyarakat setempat bernama Waysalak Akrom Kohar mengatakan, suara bedil yang kerap terdengar dari puncak bukit tersebut sudah ada sejak dirinya masih kecil dan menurut cerita orangtuanya suara tersebut sudah ada sejak puluhan tahun sebelumnya dan tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi di puncak bukit tersebut.
Namun menurut mitos masyarakat sekitar, bukit bedil merupakan salah satu lokasi pertahanan masyarakat saat terjadi peperangan dengan penjajah ratusan tahun lalu.
Mereka meyakini bahwa suara tembakan bedil tersebut merupakan suara peperangan pertahanan masyarakat ketika melawan penjajah dahulu.
Selain memiliki cerita mengenai suara tembakan yang berasal dari puncak bukit bedil, di bukit tersebut juga terdapat sebuah tugu yang diduga merupakan tugu titik koordinat atau disebut sebagai Tugu Triangulasi (pemetaan oleh kolonial belanda, red).
Sebuah tugu segi empat yang memiliki tinggi sekitar 130 Centimeter (Cm) dan memiliki tulisan TRIANG NO.32 di bagian tengahnya tersebut sudah berada di puncak bukit tersebut sejak puluhan tahun lalu.
Baca Juga: Gua Putri di OKU Sumsel, Punya Mitos Dipercaya Bikin Orang Awet Muda
Berdasarkan cerita turun temurun kata Akrom, tugu tersebut diyakini dibangun pada saat penjajahan kolonial belanda yang berfungsi untuk pemetaan wilayah. Dia mengaku tidak ada cerita khusus mengenai keberadaan tugu tersebut baik kapan dibangun maupun fungsinya.