Kampung Orang Halus di Kalsel, Dipercaya Menjadi Kampung Hajat bisa Dikabulkan, ini Lokasinya

Kampung Orang Halus di Kalsel, Dipercaya Menjadi Kampung Hajat bisa Dikabulkan, ini Lokasinya

Ekel Suranta Sembiring
2020-06-15 10:22:00
Kampung Orang Halus di Kalsel, Dipercaya Menjadi Kampung Hajat bisa Dikabulkan, ini Lokasinya
Kampung Halus Pahajatan (foto: koranbanjar.net)

Di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terdapat sebuah kapung orang halus. Disana dipercaya menjadi kampung tempat hajat bisa dikabulkan. Situs aneh itu bernama Pahajatan yang terletak di Desa Tungkap, Paringin Selatan, Balangan.

Dikutip dari kalsel.prokal.co, seorang juru juru kunci kampung Pahajatan bernama Asran mengatakan "semenjak direnovasi dia menolak beberapa tamu yang ingin meminta bimbingan spiritual. Kurang sopan memanggil ‘beliau’ di tengah tumpukan material." ucapnya sambil menunjuk ke sudut ruangan dengan tasbih melilit di tangan kanan.

Baca Juga: Air Terjun Bajuin di Kalsel, Tempat Berwisata Menikmati Sejuknya Udara

"Beliau" yang dimaksud adalah sosok gaib bertubuh besar gempal tanpa kepala yang biasa duduk di sudut ruangan itu. Awal pertemuan Asran dengan "beliau" adalah saat dia melihat ada ular bermahkota yang melilit tiang rumah.

Asran yang menguasai ilmu bela diri pencak silat berusaha menghunuskan tombak ke arah ular tersebut, namun sia-sia. Makhluk itu seketika menghilang.

“Malamnya, dalam alam antara mimpi dan sadar seorang sosok kakek berjubah putih hadir dan berbicara ke saya, ‘Cu, kenapa mau melukaiku? Kakek Cuma mau bertamu’,” tutur Asran.

Orang-orang dari alam sebelah itu, kata Asran, tidak akan mengganggu manusia kecuali ada sebab. Belakangan, ada beberapa pengunjung Pahajatan yang datang tanpa permisi dan meninggalkan sampah. Tidak sedikit ‘dihantui’ oleh penampakan-penampakan.

“Tapi kalau mau nyoba uji nyali di sini (Pahajatan) silakan, nanti saya bantu arahkan,” tantang Asran. 

Dulu, kata dia, pernah ada yang mencoba ingin mengetahui keangkeran Pahajatan. Ada tiga orang. Asran hanya memberi mereka waktu 30 menit. Namun para penantang dengan sombong menjamin bisa bertahan lebih dari itu.

Penantang pertama, keluar dari lokasi sebelum genap lima menit. Kedua, sedikit lebih tangguh tapi tak lebih dari 15 menit. Yang ketiga hampir mencapai menit ke 30 sebelum lari terbirit-birit.

“Badan saya seperti ada yang menarik-narik ke atas,” ujar Asran menirukan perkataan penantang paling akhir keluar. Sehari sesudahnya, salah satu dari mereka menelepon Asran, dan menyatakan bahwa ketiganya sedang demam.

Situs ini diberi nama Pahajatan karena orang-orang selalu datang ke sana dengan membawa sebuah hajat atau keinginan dan berharap agar hajatnya tercapai. Biasanya setelah keinginannya tercapai mereka membangun rumah kecil di sana.

"Lebih tepatnya mereka datang ke sini bertawasul seperti berziarah ke makam para wali, jadi bukan menuhankan tempat ini. Saya orang pertama yang menentang apabila ada yang menuhankannya," tegas Asran.

Memang kata dia, setiap pengunjung yang mempunyai hajat dianjurkan membawa bahan makanan mirip sesajen seperti nasi ketan, kopi, telur dan lainnya.

Namun, makanan tersebut tidak untuk ditinggal di sana, tetapi untuk selamatan dan dimakan bersama-sama. Serta tidak boleh meninggalkan sampah makanan sedikit pun.

Di dalam Pahajatan terdapat rumah-rumah kecil berderet dengan rapi laksana miniatur sebuah perkampungan. Beragam jenis replika rumah adat ada di Pahajatan, dari desain rumah khas Kalsel, Kalteng hingga Joglo.

Beragam jenis miniatur rumah itu lantaran yang datang pun dari berbagai daerah. Bentuk rumah sendiri terserah kepada yang membangunnya. Berdasarkan tulisan yang ada pada setiap rumah, bangunan tertua yang masih kokoh berdiri hingga sekarang dibangun pada tahun 1940-an, atau sekitar 70 tahun silam.

Meskipun rumah itu terlihat halus (Kecil, Red) di alam nyata, namun Asran percaya, di alam sebelah ukurannya selayaknya seperti rumah pada umumnya."Percaya boleh, tidak percaya juga boleh tetapi jangan dihina penghuni orang di sini," tukasnya.

Baca Juga: Bukit Tangkiling, Wisata Andalan Kalteng Punya Legenda Sangkuriang Ala Dayak

Terlepas dari itu, kata Asran, ia selalu memantau rumah-rumah kecil ini setiap hari. Ia khawatir ada yang menaruh makanan atau sesajen di sana. Kalau ada biasanya langsung dia bersihkan.

Pemilik hajat sendiri tidak bisa setiap hari berkunjung ke sana, melainkan hanya pada hari tertentu. Senin dan Jumat. "Hanya pada hari itu 'penghuni' Pahajatan berada di sana," ucap Asran. 


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30