Di Desa Baliara, Kecamatan Kabaeba Barat, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terdapat sebuah objek wisata bernama Batu Panjang. Objek wisata ini dulunya angker bagi masyarakat, kini disulap menjadi kawasan wisata mangrove.
Disebut batu panjang, sebab dikawasan tersebut terdapat batu yang melintas dari pinggir pantai sampai ke gunung batu sangia, Menurut masyarakat setempat, kawasan batu panjang dulunya sangat angker & kerab dijadikan tempat penyembahan serta penyerahan sesajen.
Baca Juga: Danau Mo’oat di Sulut, Dihuni Mahluk Halus Berbentuk Kerajaan, Benarkah?
Dikutip dari rakyat.news, Kepala Desa Baliara bernama H. Hamka mengatakan bahwa adanya kawasan wisata ini adalah saran dari Dinas Lingkungan Hidup & Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggaraa.
“Awalnya orang-orang dari provinsi turun meminta tanah itu dihibahkan, Sebab tanah yang kini menjadi pemukiman tersebut masuk dalam daftar kawasan hutan lindung, Secara aturan, pemukiman harus dipisah dengan kawasan hutan lindung, Lalu kami diberikan solusi agar melapor sesuai prosedur agar pemukiman tadi dikeluarkan dari daftar hutan lindung," jelasnya.
lanjut Hj. Hamka, sebagai seorang Kepala desa tentunya mempunyai master plan dimana tercetus ide untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi destinasi wisata mangrove.
“Singkat cerita, setelah disampaikan kepada masyarakat bahwa akan membangun tempat wisata di tanah itu, kemudian kami koordinasi dengan pihak pusat, Tepat di akhir 2019, mereka datang & akhirnya wilayah tersebut dipisah antara pemukiman & hutan lindung, Setelah mendapat izin, mulailah dibangun kawasan wisata mangrove tersebut dimana pada awal tahun 2020 ini sudah dikunjungi oleh masyarakat," tuturnya.
Baca Juga: Viral Kepala Dinas Bondowoso Karena Joget Tik Tok Ala India di Atas Meja
Hamka berharap agar kedepannya kawasan wisata mangrove ini lebih ditata sebaik-baiknya agar kiranya dapat dinikmati oleh masyarakat secara optimal.