Kabar Baik, Program JKN-KIS Indonesia Jadi Acuan Studi 16 Negara

Kabar Baik, Program JKN-KIS Indonesia Jadi Acuan Studi 16 Negara

Ahmad
2020-06-10 22:00:00
Kabar Baik, Program JKN-KIS Indonesia Jadi Acuan Studi 16 Negara
Program JKN-KIS Indonesia Jadi Acuan Studi 16 Negara. Foto: BPJS Kesehatan

Sebanyak 16 negara sepakat memilih Indonesia sebagai acuan studi peran program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) terhadap peningkatan kohesi dan inklusi sosial melalui penurunan rasio gini.  

Keputusan tersebut didasarkan pada hasil kajian 14th Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance, yang diselenggarakan International Social Security Association ( ISSA), Rabu 10 Juni 2020. 

Baca Juga: Erick Thohir Kembali Rombak Perusahaan Plat Merah, Komisaris 13 Perusahaan PTPN Jadi Sasaran

Sekedar informasi, ISSA merupakan asosiasi lembaga jaminan sosial yang beranggotakan 158 negara dunia. 

Pada kegiatan tersebut, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris mengatakan, penyelenggaraan jaminan sosial kesehatan di Indonesia berhasil menekan angka ketimpangan masyarakat, dengan meningkatkan kohesi dan inklusi sosial.

Hal tersebut diperkuat Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) serta BPJS Kesehatan yang pada 2017 menyatakan, program JKN-KIS pada 2015 menekan koefisien gini dari 0,395 menjadi 0,394. 

Pada 2016, keberadaan JKN-KIS menekan koefisien gini dari 0,384 menuju 0,383, menyelamatkan 1,16 juta orang dari kemiskinan, dan melindungi 14,5 juta orang miskin dari kondisi kemiskinan yang lebih parah. 

“JKN-KIS juga meningkatkan kualitas SDM Indonesia dengan menjadikannya lebih sehat. Hal tersebut mendorong peningkatan produktivitas dan ekonomi,” kata Fachmi.

Untuk itu, Fachmi menilai, jaminan pengaman sosial termasuk kesehatan, menjadi hal yang penting pada situasi pandemi seperti saat ini.

“Setiap negara harus dapat memastikan keberlangsungan finansial program jaminan sosial khususnya kesehatan, serta memastikan angka cakupan kepersertaan. Hal ini merupakan hal mendesak mengingat terdapat kerentanan populasi,” ucapnya.

Selain terpilih sebagai negara acuan studi, pada kesempatan tersebut Indonesia juga kembali dipercaya menjadi Ketua Komisi Kesehatan atau Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance ISSA Periode 2020-2022. 

Baca Juga: BKKBN Sebut Selama Pandemi Corona, Pengguna Kontrasepsi Turun Drastis

“Ini merupakan bentuk kepercayaan internasional terhadap Indonesia. Kami mewakili Indonesia mengucapkan terima kasih kepada ISSA, dan siap menjalankan tugas-tugas yang akan diberi,” ujarnya. 

Dia memaparkan, selama periode 2020-2022, program kerja Komisi Kesehatan ISSA (TC Health) akan memprioritas tema ageing population, tantangan perluasan cakupan jaminan sosial, dan kompilasi studi terkait hubungan antara Universal Health Coverage (UHC) dengan peningkatan kohesi dan inklusi sosial.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30


Hasil Riset Puspenpol Sebut FYP TikTok Jadi Game Changer Politik Indonesia

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 14, 2024 13:02:26


Foto: GBK Jadi Lautan Biru di Kampanye Prabowo-Gibran

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 10, 2024 20:14:24