Walau sudah berulang kali diperingatkan pemerintah agar tidak menebar berita bohong (hoax) di media sosial perihal masalah COVID-19. Tetapi masih saja ada yang berani dan nekad melakukannya, tanpa berfikir lebih jauh dan mengetahui seluk-beluk ataupun kepastiannya.
Seorang ibu rumah tangga, istri penjual bakso warga kawasan Taman Mejuah-juah Berastagi memposting video dan menyatakan ada warga negara Jepang yang tinggal di Vanleith Berastagi, terkena Corona. Imbasnya, tidak lama setelah postingan diunggah, ratusan orang lainnya turut membagikan.
“Kami tentunya sangat keberatan dengan unggahan itu, karena tidak ada warga Negara Jepang yang tinggal di Vanleith, ujar Kepala Lingkungan (Kepling) Lorong Ikuten Vanleith, Kelurahan Gundaling I Berastagi, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Abadi Pinem Senin malam.
Sesuai keterangan Abadi Pinem, ada dua orang (suami-istri, red) warga Negara Jepang yang tinggal di seberang jalan pintu gerbang masuk Vanleith samping Alfamart. Namun domisisli mereka itu tidak termasuk lokasi Vanleith, melainkan kawasan Taman Mejuah-juah Berastagi.
“Dia bukan warga kami. Selama tinggal sekitar setahun di ruko seberang jalan kawasan Vanleith. Suami-istri yang kami ketahui sebagai misionaris agama itu, sama sekali tidak pernah berinteraklsi dengan kami. Jadi pernyataan ada warga negara Jepang yang terkena Corona di Vanleith adalah hoax” papar Kepling.
Pasca didatangi warga Panleith, ibu rumah tangga dengan akun FB Wulan Ulan itu segera menghaspus postingannya. Dan melakukan video permintaan maaf di akunnya. Tidak lama kemudian istri penjual bakso itu, didampingi Polmas, Babinsa dan Kepling Vanleith kembali membuat video unggahan permintaan maaf.
“Video permintaan maafnya atas hoax yang telah ia perbuat sudah ada di FB Wulan Ulan dan FB saya Abadi Pinem. Memang sang suami dari info medis yang kami terima beberapa hari lalu memang positif Rapid test. Namun Baru tadi di jemput pihak medis. Hasil Swabnya belum keluar. Kenapa langsung dinyatakan kena Corona. Yang vitalnya lagi dikatakan pula warga Vanleith, padahal bukan” ujar Abadi.
Penulis: Eben Pinem
Editor: Enda Tarigan