PSBB Transisi hari pertama sudah di terapkan di daerah Jakarta hal ini sebelum masuk ke fase new normal. Bahkan tak hanya itu saja pasalnya di hari pertama kerja pada saat masa transisi ini justru malah terjadi kerumunan masyarakat di trnsportasi umum. bahkan tak hanya itu saja kemacetan juga terlihat di sejumlah ruas jalan di Ibu Kota.
Tak hanya itu saja bahkan menurut Ahli Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono,. juga mengatakan bahwa kemacatan lalu lintas tidak berbahaya bagi penularan virus corona. Namun yang menyita perhatian dia adalah dengan adanya kepadatan di taransportasi umum, salahsatunya adalak KRL.
Baca Juga: SETELAH KEMARIN SEMPAT VIRAL PENUMPANG TEROBOS PETUGAS, BEGINI SITUASI STASIUN JUANDA
Bahkan tak ahnay itu saja pasalnya menurut dia, masyarakat yang berdesakan di dalam gerbong tertutup seperti KRL justru berpotensi tertular virus corona. Bahkan kondisi itu juga lebih berbahaya dari pada kerumunan di tempat terbuka.
"Berbahayalah masa enggak berbahaya, potensial ada kemungkinan tertular. Itulah bagaimana mengurangi kerumunan begitu banyak orang," kata Pandu saat dihubungi wartawan, Senin 8 Juni 2020.
Namun tak hanya itu saja ia juga mengatakan bahwa untuk saat ini sudah banayak masyarakat yang menggunakan masker agar tak terjadi penularan virus corona, bahkan tak hanya itu saja ia juga kurang yakin dengan penerapan jaga jarak.
"Perilaku-perilaku yang mengurangi risiko maka risikonya akan lebih rendah, yang paling sulit itu adalah menjaga jarak. Itu harus segera ditertibkan," ujar Pandu.
Bahkan Pandu juga menilai bahwa salah satu penyebab KRL penuh karena karyawan harus masuk kantor secara bersamaan. Ia pun menyarankan agar pemerintah menerapkan aturan ganjil-genap kepada seluruh perusahaan.
Ia juga mengatakan bahwa Karyawan yang masuk disesuaikan dengan tanggal ganjil atau genap. Sehingga kapasitas di dalam kantor berkurang begitu pun dengan jumlah penumpang di tranportasi umum. Pasalnya kebanyakan pengguna transportasi umum ialah pekerja.
Baca Juga: PAGI INI, TOL HALIM KE SEMANGGI DIBERLAKUKAN CONTRAFLOW AKIBAT LALIN PADAT
"Mengenai penumpukan penumpang yang banyak di KRL dan transportasi lainnya harusnya ditata. Misalnya orang masuk kantor jam sekian-sekian kan susah, gantian saja masuk kantor. Jadi kapasitasnya jangan dibuka 100 persen. Hari ini siapa yang kerja hari genap, misalnya tanggal genap masuk hari genap. Kaya gitu aja mobil bisa, orang bisa dah," kata Pandu.
Namun tak hanya itu saja bahkan Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia itu juga menyarankan jendela gerbong KRL dibuka dan sementara tidak menggunakan AC. Dengan begitu udara akan bersikulasi keluar. Hal itu bisa mengurangi kemungkinan penularan virus corona di dalam KRL.
"Iya mengurangi (penularan), kan ventilasi mengurangi. Jadi supaya ventilasinya jalan terus. dan keretanya ditambah jangan dikurangi biar gerbongnya makin banyak," kata Pandu.