Perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat merupakan acara yang ditunggu-tunggu masyarakat setempat. Tak hanya warga lokal saja yang menyaksikan kemeriahannya, tapi banyak juga wisatawan luar daerah yang rela jauh-jauh datang ke Singkawang.
Di Singkawang, ada tradisi unik untuk merayakan Cap Go Meh, yaitu pawai Tatung. Tatung merupakan sosok manusia yang menurut kepercayaan sedang dirasuki oleh roh dewa. Kata Tatung berasal dari bahasa Hakka, yang artinya roh dewa.
Baca Juga: Dalam 5 Hari, 519 Pasien Corona Sembuh, Ini Rahasia Risma
Pawai Tatung ini bukanlah pawai pada umumnya, tapi Tatung menunjukkan aksi-aksi yang sangat ekstrem. Para Tatung akan rela menusuk tubuh mereka dengan benda-benda tajam. Tradisi ini sudah dilakukan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.
Pawai Tatung (foto: Jateng.com)
Seseorang yang menjadi Tatung sudah ditakdirkan sejak lahir, bisa dibilang mereka sudah mendapat 'panggilan'. Ketika sudah terpilih, mereka nggak bisa menolak ketika 'panggilan' itu sudah tiba.
Sebelum memulai aksinya, orang-orang yang terpilih menjadi Tatung ini harus menjalankan ritual puasa dan nggak boleh mengonsumsi daging. Puasa ini harus dilakukan pada tanggal satu dan 15 setiap bulannya, berdasarkan penanggalan Tionghoa. Apabila orang tersebut nggak menjalankan ritual puasa, maka saat melakukan atraksi pawai Tatung, ia akan celaka.
Baca Juga: Pemprov DKI Tetapkan PSBB Transisi sampai 18 Juni, Jika Kasus Covid-19 Tak Naik Lanjut hingga 2 Juli
Tradisi Tatung di Tiongkok memang sudah jarang dilakukan. Namun di Indonesia, tradisi ini masih dilakukan secara rutin pada perayaan Cap Go Meh di Singkawang.